Presiden Bank Dunia Umumkan Mundur Lebih Awal, Ada Apa?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 16 Feb 2023 08:22 WIB
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Presiden Bank Dunia David Malpass berencana mundur setahun sebelum masa jabatannya berakhir. Malpass akan meninggalkan posisinya pada 30 Juni 2023.

Ia telah menjabat sebagai presiden Bank Dunia lebih dari 4 tahun. Baginya posisinya saat ini merupakan sebuah kehormatan dan keistimewaan.

"Merupakan kehormatan dan keistimewaan yang luar biasa untuk melayani sebagai Presiden lembaga pembangunan utama dunia," kata Malpass dikutip dari CNN, Kamis (16/2/2023).

Ia pun cukup bangga Bank Dunia hadir di tengah negara-negara berkembang yang menghadapi krisis. Bank Dunia yang terdiri dari 187 negara, meminjamkan uang kepada negara-negara berkembang untuk membantu mengurangi kemiskinan.

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk Malpass sebagai kepala Bank Dunia pada 2019 untuk periode lima tahun. AS mempunyai hak menunjuk presiden Bank Dunia karena memegang saham terbesar.

Dalam masa jabatannya, Bank Dunia banyak terlibat dalam berbagai krisis, termasuk pandemi global dan perang Rusia di Ukraina. Fokus kebijakannya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi beban utang pemerintah, dan membantu mengurangi kemiskinan.

Namun, masa jabatan Malpass dinilai kontroversial. Malpass menghadapi kritik dari aktivis iklim pada September lalu.

Ia menolak mengkonfirmasi apakah menerima konsensus ilmiah terkait dampak negatif dari bahan bakar fosil terhadap bumi. Setelah banjir kritik banyak pihak menginginkannya mundur.

Namun ia mengklarifikasi dan menyebut dirinya bukan seorang penyangkal. Menurutnya emisi bahan bakar fosil jelas berkontribusi terhadap pemanasan global. Bank Dunia juga mencatat bahwa pembiayaan iklimnya meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2022 menjadi rekor US$ 32 miliar.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengucapkan terima kasih atas pengabdian Malpass.

"Dunia mendapat manfaat dari dukungannya untuk Ukraina dalam menghadapi invasi ilegal dan tidak beralasan Rusia, peran vitalnya dalam membantu rakyat Afghanistan, serta komitmennya membantu negara-negara berpenghasilan rendah mencapai keberlanjutan utang melalui pengurangan utang," ujar Yellen.



Simak Video "Delegasi Bank Dunia Bertemu Jokowi, Puji Ekonomi RI"

(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork