Dikabarkan Bakal Mundur Jika Trump Terpilih, Bos The Fed Bilang Begini

Samuel Gading - detikFinance
Selasa, 16 Jul 2024 11:48 WIB
Donald Trump (kiri) dan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell (kanan)/Foto: Reuters
Jakarta -

Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dikabarkan bakal mundur jika Mantan Presiden AS Donald Trump terpilih kembali sebagai orang nomor satu di negeri Paman Sam. Isu ini dihembuskan para loyalis Trump, hingga Powell buka suara soal kabar itu.

Dilansir Reuters, Selasa (16/7/2024), Powell menjawab pernyataan jika dirinya berniat menghabiskan sisa masa jabatan sebagai Ketua The Fed. Ia membenarkan pernyataan tersebut. "Ya," ucapnya singkat, Senin (15/6/2024).

Pernyataan tersebut bisa menimbulkan perselisihan antara Powell dan Trump. Sebab, Powell pertama kali diangkat untuk menduduki kursi Dewan Gubernur The Fed di era Presiden Barack Obama. Namun, Trump yang memilihnya untuk memimpin bank sentral, posisi itu diambil Powell pada awal 2018.

Trump berbalik menentang dan mencela Powell karena menaikkan suku bunga The Fed pada tahun pertama kepemimpinannya. Trump bahkan sempat mengungkit pemecatan Powell, meskipun para pembantunya menjelaskan bahwa Trump tidak memiliki wewenang untuk melakukan hal tersebut.

Namun saat dikonfirmasi kembali, Powell bungkam ketika ditanya jika ia mau bertahan sebagai Ketua The Fed jika diangkat presiden berikutnya. "Saya tidak punya pendapat apa pun untuk Anda mengenai hal itu hari ini," bebernya.

Trump telah menyatakan tidak akan mengangkat kembali Powell sebagai Ketua The Fed. Beberapa loyalis Trump bahkan memperkirakan Powell mundur secepatnya setelah periode kedua kepemimpinan Trump dimulai.

Mantan Kepala Strategi Trump, Steve Bannon, baru-baru ini mengatakan bahwa Powell bakal segera mundur jika kemenangan Trump diumumkan oleh The Associated Press. Sementara mantan penasihat perdagangan Trump, Peter Navarro memperkirakan Powell bakal mundur dalam seratus hari masa jabatan Trump.

Meskipun Powell sudah mematahkan secara tegas isu tersebut, Trump dilaporkan sedang menyusun proposal yang akan berupaya mengikis independensi The Fed jika menang. Pada April, Wall Street Journal melaporkan bahwa sekelompok kecil sekutu Trump telah menghasilkan dokumen hampir 10 halaman yang berisi visi kebijakan untuk bank sentral. Mereka berpendapat bahwa Trump harus diajak berkonsultasi mengenai keputusan suku bunga dan akan memiliki wewenang untuk memberhentikan Powell sebelum masa jabatannya berakhir pada 2026.

Kelompok lain yang juga diorganisir Heritage Foundation juga telah mengajukan daftar inisiatif untuk membatasi jangkauan The Fed pada pemerintahan Trump yang kedua. Namun, Trump telah menjauhkan diri dari inisiatif proyek 2025.

Trump juga mengaku yakin Powell akan menurunkan suku bunga untuk membantu prospek Presiden Joe Biden terpilih kembali pada November. Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah sebab pasar keuangan kini memperkirakan The Fed menurunkan suku bunga pada 17-18 September atau hanya tujuh minggu sebelum pemilihan presiden pada 5 November.

Powell sudah berulang kali ditanya selama seminggu terakhir apakah pemilu bakal mempengaruhi keputusan suku bunga The Fed, ia mengatakan bahwa persoalan politik tidak akan mempengaruhi keputusan The Fed.

"Kami tidak mempertimbangkan politik. Kami tidak memasang filter politik pada keputusan kami," pungkasnya.

Simak Video 'Gedung Putih Perketat Pengamanan Capres Setelah Penembakan Trump':






(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork