Bank sentral menyebut perlambatan pertumbuhan uang beredar terjadi pada seluruh komponen uang beredar. Komponen uang kuasi tercatat tumbuh 6,2% (year on year/yoy), melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,7% (yoy).
Sedangkan untuk komponen uang beredar dalam arti sempit tercatat tumbuh 11,9% yoy, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 13%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh operasi keuangan pemerintah dan aktiva luar negeri bersih.
Pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) tercatat 5,9% (yoy) pada Maret 2018, turun dari 10,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Periode laporan pajak dan penerimaan dari penerbitan sukuk global turut mempengaruhi pertumbuhan. Untuk aktiva luar negeri bersih pada Maret 2018 tumbuh sebesar 9,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 13,6% (yoy).
Namun, perlambatan pertumbuhan M2 tertahan oleh penyaluran kredit perbankan pada Maret 2018 yang tumbuh sebesar 8,5% (yoy) atau tercatat Rp 4.768,8 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Februari 2018 yang tumbuh 8,2% (yoy).
Suku bunga kredit dan simpanan berjangka kembali turun sejalan dengan berlanjutnya transmisi penurunan suku bunga kebijakan Bank Indonesia. Pada Maret 2018, rata-rata tertimbang suku bunga kredit perbankan tercatat 11,18% atau turun 9 basis poin dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 3 bulan tercatat 5,88% lebih rendah dibanding bulan sebelumnya 5,97%. Kemudian untuk bunga simpanan jangka waktu 6 bulan sebesar 6,29% lebih rendah dibanding periode sebelumnya 6,4%. Lalu untuk bunga simpanan 12 bulan 6,46% turun dibanding periode Februari 2018 6,56%. (ara/ara)