10 Fakta Soal Inalum yang Berhasil Caplok 51% Saham Freeport

10 Fakta Soal Inalum yang Berhasil Caplok 51% Saham Freeport

Akfa Nasrulhak - detikFinance
Jumat, 19 Okt 2018 14:50 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum telah meneken Sales and Purchase Agreement (SPA) dengan Freeport McMoRan Inc. dan Rio Tinto. Dengan pengambilalihan saham tersebut, maka kepemilikan saham Indonesia atas PT Freeport Indonesia (PTFI) mencapai 51%.

Inalum akan menyelesaikan transaksi pembelian saham PT Freeport Indonesia (PTFI) pada Desember 2018.

Masyarakat perlu mengetahui 10 fakta berikut ini mengenai Inalum, seperti dirangkum detikFinance, Jumat (19/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. Holding Industri Pertambangan Indonesia

Inalum telah ditunjuk menjadi Holding lndustri Pertambangan (HIP) pada 27 November 2017. Ditandai dengan penandatanganan akta pengalihan saham seri B yang terdiri atas saham ANTAM sebesar 65%, PTBA Tbk sebesar 65,02%, TIMAH sebesar 65%, serta PTFI sebesar 9,36% yang dimiliki pemerintah kepada PT lnalum (Persero).

2. Diberikan 3 Mandat Utama

Inalum sebagai HIP diberi tiga mandat utama yaitu menguasai cadangan strategis pertambangan nasional, meningkatkan nilai tambah industri pertambangan melalui hilirisasi, serta menjadi perusahaan kelas dunia.

3. Mengambil Alih Freeport

Pada 27 September 2018, Inalum dan PTFI menandatangani Perjanjian Divestasi PTFI. Setelah 51 tahun, saham PTFI sebesar 51,2% akhirnya dimiliki mayoritas oleh Indonesia melalui Inalum meski sejak 1967 Indonesia hanya memiliki 9,36% saham PTFI.

4. BUMN Baru dan Satu-satunya Produsen Aluminium di Indonesia

Melalui PP Nomor 26 Tahun 2014, Inalum ditunjuk oleh Menteri BUMN sebagai Perusahaan Perseroan sekaligus diresmikan statusnya sebagai BUMN pada 21 April 2014. Pada tahun 2017 produksi Inalum mencapai 260.000 ton dan untuk pertama kalinya produk aluminium billet dan foundry alloy diproduksi.

5. Mantan Perusahaan Gabungan Pemerintah Indonesia dan Jepang

Pada 7 Juli 1975, ditandatangani Master Agreement antara Pemerintah Indonesia dan konsorsium yang dibentuk oleh pemerintah Jepang dan 12 perusahaan Jepang, dinamakan Nippon Asahan Aluminium Co Ltd (NAA) yang berbasis di Tokyo. Pada 6 Januari 1976, Indonesia dan NAA menandatangani perjanjian pembentukan penusahaan patungan PT Indonesia Asahan Aluminium.


6. Kebanggaan Masyarakat Sumatera Utara

Kantor Pusat Inalum beserta pabrik peleburan aluminiumnya berada di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Inalum berencana membangun pusat ekonomi baru di kawasan tersebut dengan ditandai Pembangunan Kantor Pusat "Green and Smart Building" yang dapat mengakomodir lebih dari 1000 karyawan.

7. Selain Pabrik, Juga Memilliki PLTA

Inalum membangun dan mengoperasikan PLTA dengan kapasitas pembangkit 600 MW yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara.

8. Pionir Riset di Sektor Tambang

Inalum berkolaborasi dengan lembaga riset terkemuka dari Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology Energy Initiatives (MITEI). Kolaborasi tersebut merupakan langkah awal Inalum untuk mempelopori hadirnya pusat riset dan inovasi di sektor pertambangan dengan menggandeng lembaga-lembaga riset terkemuka.

9. Ekspansi Bisnis ke Kalimantan Utara

Inalum berekspansi dengan membangun PLTA dan pabrik aluminium di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

10. Ekspansi Bisnis ke Kalimantan Barat


Ekspansi Bisnis Inalum juga ke Kalimantan Barat dengan mendirikan pabrik pengolah bauksit menjadi alumina bekerja sama dengan Antam dan Aluminium Corporation of China Limited (CHALCO). (ega/hns)

Hide Ads