Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2018 tidak sekuat perkiraan terutama dipengaruhi penurunan ekspor neto. Konsumsi tetap baik didukung daya beli yang terjaga dan belanja terkait pemilu serta keyakinan konsumen yang tetap tinggi.
Investasi masih tumbuh cukup tinggi ditopang baik investasi bangunan, terkait proyek infrastruktur dan properti, maupun investasi non-bangunan. Namun, kenaikan pertumbuhan ekspor tidak sekuat proyeksi, di tengah impor yang tumbuh tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2018 diperkirakan berada pada kisaran bawah 5,0-5,4%," katanya.
Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Tetap 5,75% |
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global juga diproyeksi lebih rendah dari proyeksi semula disertai ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi.
Di satu sisi, ekonomi AS diperkirakan makin kuat didukung permintaan domestik yang sebabkan ekspektasi inflasi tetap tinggi dan akan direspons The Fed dengan menaikkan bunga acuannya.
"Ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi mendorong investor global menempatkan dana yang dianggap aman, khususnya di AS. Perkembangan itu menyebabkan dolar AS menguat. Dan membuat tren pelemahan rupiah berlanjut hingga pertengahan Oktober 2018," tutur Mirza.
Tonton juga 'Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Diharapkan Capai 5,4 %':
(eds/fdl)