-
Aktivitas yang padat tidak menjadi alasan untuk tidak berolahraga. Dalam sebuah penelitian terungkap pekerja yang berolahraga memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi daripada yang tidak berolahraga.
Terlebih olahraga yang dilakukan bersama teman dan keluarga. Selain menyehatkan, juga akan sangat menyenangkan.
Hal itu dirasakan oleh Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto. Disela-sela kegiatan International Roundtable Meeting on The System of Labour Attorneys (Sharoushi in Japan), di Tokyo, Agus berbincang dengan
soal olahraga dan strategi menambah peserta BPJS TK.
Agus kini tengah serius menggeluti olahraga air Stand Up Paddle Board (SUP) atau bisa disebut juga paddling. Selain itu, Agus bercerita sejumlah tantangan BPJS TK dalam mempercepat pertambahan kepersertaan. Salah satu strateginya dengan sistem keagenan yang disebut Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (Perisai).
Apa tantangan BPJS TK saat ini?Tantangan kita bagimana mempercepat pertambahan kepersertaan, tantangan ini terjadi dari bonus demografi, geografi yang terletak berbagai pulau. Bagaimana meningkatkan kepesertaan bagi mereka yang tinggal di pulau terpencil, kalau kita membuka cabang dan menambah karyawan tidak mungkin.
Yang bisa kita lakukan menambah perpanjangan tangan di sana. Masyarakat kita kan masyarakat komunal, memiliki komunitas komunitas, mereka ini lebih dipercaya oleh orang di sekelilingnya daripada orang luar. Kalau kita menambah cabang atau orang, ngga akan kena. Nah yang paling kena adalah orang-orang di komunitas itulah.
Kita lihat konsep di Jepang, Sharoushi. Kita implementasikan di Indonesia, tidak 100 persen ditiru. Disesuaikan dengan budaya dan regulasi yang ada dan kebutuhan BPJS Ketenagakerjaan.
Merekrut agen Perisai seperti konsep Sharaoushi?
Roadmapnya satu basic skill, middle dan high level. Jepang sudah high level, karena bukan lagi hanya merekrut atau mendaftar, tapi juga sebagai konsultan antara perusahaan dan buruhnya.
Kalau kita menerapkan di Indonesia langsung high level apa yang terjadi? merekrut orang yang ahli di bidang jaminan sosial saja tidak ada, terus yang gaji siapa? Makanya kita rekrut perisai, fungsinya sosialiasi, edukasi, menerima pendaftaran, mencollect iuran, dan adiministrasi, nah itu dulu yang kira rekrut.
Requirement-nya enggak perlu tinggi-tinggi, cukup SMA. Selanjutnya apa, kita tingkatkan skill, kompetensi mereka. Kita punya corporate university. Dan ini inline dengan program pemerintah untuk meningkatkan SDM.
Orang ini kita latih, kasih sertifikasi, dari basic level, ke medium level, paling tidak dia ngerti social security, regulasi ketenagakerjaan, sehingga pada high level dia jadi konsultan jaminan sosial. Kita kerja sama dengan 5 universitas, ini roadmap yang kita lakukan.
Ide awalnya gimana Perisai ini?
Saya backgroundnya dari bank, juga dari pasar modal, pasar modal ada penjual reksa dana, kalau saya tambah cabang dan orang ngga mungkin. Area banyak. Kita harus rekrut orang-orang daerah itu.
Kita benchmark dengan mana-mana, ketemu lah Sharoushi ini. Kita diskusi akhirnya kita putuskan implemen ini dengan uji coba di 4 kota dan jadi 10 kota. Kok pertumbuhannya bagus. Padahal belum didukung teknologi, sistem, masih manual.
Oke kita implemen, bangun sistem, 3 bulan langsung running. Kita berpikir key succes sistem ini adalah berdayakan komunitas dan didukung teknologi digital. Sekarang pendaftaran paperless, tidak ada dokumen kertas apapun.
Bagaimana perkembangan Perisai?
Kita mulai Februari 2018 sampai hari ini 10 bulan ada 4000 perisai, ada 3500 aktif, 500 kita keluarkan by sistem. Kalau tidak aktif otomatis dikeluarkan. Supaya tidak menjadi tumpukan orang menganggur di sini.
Indikatornya, tiga bulan minimal satu peserta. Kalau satu peserta nggak daftar dikeluarkan otomatis. Pada waktu bikin kebijakan ini kita terinsipirasi film running man, dia lari ngga bisa lagi berhenti, kalau dia berhenti dihantam oleh robot. sama kaya sistem kita kalau berhenti dikeluarkan oleh sistem,
Dilihat dari jumlah perisai peningkatannya luar biasa, dari jumlah peserta yang direkrut juga luar biasa, 400 ribu, nilainya sekitar Rp 32 miliar. Supaya tidak overlapping dengan karyawan kita, yang ditangani karyawan kita perusahaan menengah besar, pekerja upah.
Kalau yang ditangani Perisai, sektor informal, bukan pekerja upah (BPU), karena mereka ini susah dijangkau, dan mereka tersebar di daerah rural, sehingga kita berpikir sistem Sharaoushi ini sistem yang cocok.
Pertemuan ini kita sharing dengan negara lain, bagaimana hambatan di sana. Ada Italia, Rumania, Jepang, mereka sudah maju dan orangnya well educated, bahkan di Rumania tadi saya dengar 99 persen pekerja sudah terlindungi jaminan sosial.
Berbeda Di Indonesia masih 52 persen coverage BPJS TK, yang aktif 29 jutaan, yang tergister 48 juta. Kebutuhan kita menarik mereka. Inilah, Perisai untuk merekrut.
Target peserta di 2019?
Kita tidak target jumlah member, tapi target kepesertaan tingkat nasional, target kita ini unik, bukan target minimal, tapi target maksimal. Tahun ini kita target jangan lebih dari 5000 karena kita lihat kualitas, kalau kita target minimal 5000, yang terjadi beban, siapapun dimasukin nanti.
Kedua kita melihat kemampuan kontrol sistem kita. Kita lihat 5000 kuat enggak? kalau kuat kita tambah lagi. Tahun 2019 kita tingkatkan jadi 20 ribu Perisai.
Target kepesertaan 2019 sebanyak 34 juta, naik 5 juta dari tahun ini.
Hal unik perisai Indonesia ini adalah satu kita berdayakan komunitas, di negara lain tidak ada. Kita mengoptimalkan teknologi terkini digital dipakai oleh member.
Agen Perisai terbaik diundang ke Jepang?
Kita kerja sama dengan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) sepenuhnya mereka dibiayai JICA. Kriterianya yang terbanyak melakukan akusisi, menjaga sustainability pembayaran peserta.
Rewardnya?
Insentifnya dapat acquisition fee, Rp 500 ribu sebulan, minimal dapat 50 peserta baru, sebulan. Kalau nggak dapat, nggak keluar uangnya. Ada juga fee iuran 7,5 persen. Ada yang pendapatannya Rp 23 juta. Tapi rata-rata Rp 10 juta.
Biaya investasi pengembangan aplikasi berapa?
Nol rupiah, karena kita bangun sendiri. Kita kerja sama dengan perbankan, BNI dan CIMB Niaga.
Keuntungan Perisai dari berbagai sisi?
Kepesertaan tambah, efisiensi dan membuka lapangan kerja baru, sudah ada 4000 orang dengan gaji yang cukup besar. Kita juga membantu pemerintah peningkatan kompetensi SDM.
Latar belakang Perisai?
Ada yang S1, tapi banyak juga yang SMA. Komunitas banyak seperti koperasi-koperasi.
Hobi baru olahraga air itu gimana ceritanya?
Saya itu lagi suka olahraga air, olahraga yang lagi popular di seluruh dunia. Yaitu stand up paddle board. Kombinasi surfing dengan kayak. Sabtu-Minggu saya main di manapun saya berada, kalau di Jakarta saya main di Ancol.
Kita bentuk komunitas, SUP Indonesia. Di beberapa negara ada komunitasnya, Juni kita akan adakan Stand Up Paddle Exhibition International. Kita akan undang para penggemar olahraga ini, seluruh komunitas di seluruh dunia. Tempatnya di mana, kita akan koordinasikan dengan Kemenpar dan Kemenpora karena sekalian mau angkat pariwisata Indonesia.
Olahraga ini kelihatannya simple, tapi energi yang dikeluarkan bisa tiga kali lipat dari bersepeda. Bisa dicoba. 15 menit aja ngos-ngosan, ada juga yang keram. Ada beberapa tingkatan keahlian, pertama untuk air datar atau flat water. Setelah bisa itu, air beriak. Setelah itu bisa, air berombak seperti surfing. Adalagi yang ekstrim, yaitu main di sungai arus, kaya arung jeram pakai stand up paddle board.
Saya punya 5 SUP terdiri 2 hardboard beli di Bali dan 3 portable board beli di Swedia dan Tokyo. Saya sediakan untuk main bersama keluarga, teman, bahkan driver main juga. Main SUP ngga bisa sendiri, kalau sendiri sepi, untuk jaga keamanan juga, kalau ada apa-apa siapa yang bantu, makanya beli buat istri, anak dan keluarga.
Kemarin kita sama club touring di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Kita menempuh jarak 10 km. Pernah lebih jauh lagi dari Ancol Timur ke Pluit, jaraknya kira-kira 20 Km PP 4 jam. Bawa makan/minum, kalau cape di tengah laut istirahat, makan, selfie.
Udah berapa lama?
belum satu tahun
Rutin pak?
Sabtu Minggu, kalau ngga keluar kota, saya pasti main. Kalau pun keluar sempet sempetin, lagi di Singapura main, lagi di Hong Kong, main, trus Brunei. Kuching kemarin main juga, serem, lautnya ada hutan lebat, jalan setapak kayu, bawahnya rawa rawa, sampai di pantai, kita main di situ, ngeri juga takut ada hewan apa nih, jangan-jangan ada anaconda, hahaha..
Sabtu Minggu salurkan hobi, bagi waktu dengan keluarga gimana, atau diajak juga?
Saya ajak, anak istri diajak, punya 5 hardboard itu untuk keluarga, pembantu dan driver saya bawa, driver main juga. Main SUP ngga bisa sendiri, kalau sendiri sepi, keamanan juga, kalau ada apa-apa siapa yang bantu, makanya beli buat istri, anak,
Anggota club siapa aja?
30 orang berbagai profesi, rutin.