Bukan Baja atau Carbon Fiber, Pria Ini Jual Sepeda Berbahan Bambu

Saatnya Jadi Bos

Bukan Baja atau Carbon Fiber, Pria Ini Jual Sepeda Berbahan Bambu

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 08 Jan 2021 14:59 WIB
Bikin Sepeda dari Bambu, Why Not?
Sepeda Bambu/Foto: Dok. Arana Bike
Jakarta -

Sepeda pada umumnya berbahan baja, chromoly, alloy atau carbon fiber. Tapi di tangan Ricky bambu bisa menjadi bahan rangka sepeda lho. Kok bisa ya bikin sepeda bambu?

Kepada detikcom Ricky menceritakan bambu merupakan material ramah lingkungan yang punya banyak kelebihan. Apalagi teksturnya yang eksotis sangat cocok digunakan sebagai interior dan furnitur.

Ricky yang merupakan penggemar olahraga jogging dan sepeda terinspirasi menjadikan bambu sebagai bahan dasar rangka sepeda. Hingga akhirnya dia mempelajari dan bereksperimen trial and error sampai tercipta prototipe sepeda dari bambu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang sebelumnya dia juga telah memiliki usaha custom interior/furniture dan produksi yang berbasis bahan dasar kayu termasuk bambu bernama Aranawood. Arana berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya sesuatu yang akan tumbuh dan berkembang.

Harapannya ketika memulai sesuatu bisa menjadi besar dan berkembang. Nah dari sinilah dia terinspirasi memberi nama Arana Bike untuk sepeda bambunya.

ADVERTISEMENT

"Prototipe Arana Bike ada bulan April 2020 dan terus dilakukan penyempurnaan baik dari sisi desain dan konstruksi hingga beberapa bulan berikutnya," kata dia belum lama ini.

Bikin Sepeda dari Bambu, Why Not?Foto: Dok. Arana Bike

Menurut Ricky rangka sepeda berbahan dasar bambu tak kalah dengan bahan lainnya. Sepeda bisa digunakan dengan sangat nyaman, aman dan desain yang menarik namun tetap berfungsi sepeda pada umumnya.

Bambu yang digunakan berjenis Gombong atau Gigantochloa pseudoarundinacea. Dia membeli dari penjual bambu di sekitar lokasi workshop dan berasal dari sekitar Kabupaten Bogor.

Keunggulan Arana Bike dibandingkan sepeda lainnya adalah jika dilihat secara radial, bambu memiliki lubang-lubang kapiler yang berbentuk seperti tabung.

"Tabung-tabung ini menjadikan bambu sebagai material yang baik untuk menahan getaran. Hal ini membuat Arana Bike sangat nyaman dikendarai karena keseluruhan framenya dapat meredam getaran," ujar dia.

Hal ini lah yang membuat Arana Bike sangat nyaman dikendarai karena keseluruhan framenya dapat meredam getaran sehingga memberikan sensasi yang berbeda apabila dibandingkan dengan berkendara menggunakan rangka sepeda yang terbuat dari material lainnya.

Kemudian untuk sepeda Gravel KOMODO didesain oleh Ricky dengan geometri yang sangat nyaman. Lalu wheel base yang lebih panjang dan posisi pengendara yang lebih tegak menjadikan sepeda ini cocok untuk digunakan sebagai sepeda touring dan light official jarak jauh karena lebih stabil dan pengendara tidak cepat lelah.

Cara membuat sepeda bambu dan tips usaha Ricky di halaman berikutnya.

Ricky menceritakan bahan yang digunakan sebagai rangka sepeda bambu telah melalui proses pengawetan sehingga dapat tahan terhadap rayap/sejenis/lumut dan telah dilapisi anti air sehingga aman untuk dipakai saat hujan, terkena air termasuk dicuci.

Dengan begitu, perawatannya tidak berbeda dengan sepeda berbahan lain namun setelah penggunaan, sepeda harus disimpan di tempat yang kering.

"Uniknya setelah dicuci, bambu dapat diolesi oleh wood treatment oil yang banyak dijual di pasaran yang bertujuan untuk menambah keindahan dan tekstur bambu serta menambah awet material bambu itu," ujar dia.

Harga yang ditawarkan untuk sepeda berbahan dasar bambu ini mulai dari Rp 4,5 juta untuk frame only termasuk fork dan untuk full bike Rp 19,5 juta. Cara pemesanan bisa membuka website www.aranabike.com. Ke depan Ricky akan membuka jalur distribusi penjualan baik online maupun offline. Jika ingin melihat-lihat bisa buka Instagram Arana Bike.

Selain itu Arana bike juga akan membuat sepeda tipe minivelo, MTB, city bike, cargo bike, dan e-bike. Sebagai komitmen lingkungan, Arana Bike juga melakukan penanaman kembali bibit bambu di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogor untuk menjaga erosi dan pengendalian banjir untuk setiap rangka yang diproduksi sebagai bentuk reinkarnasi dan kelestarian bambu.

Sepeda BambuFoto: Dok. Arana Bike

Dia menceritakan untuk menggabungkan bambu menjadi rangka sepeda sampai menjadi full bike, bambu dilaminasi, kecuali pada bagian bottom bracket, head tube, seat tube, dan dropout masih menggunakan besi.

"Pada simpulnya bambu disambung dan diikat dengan menggunakan serat karbon dan perkuatan epoxy resin," jelasnya.

Dalam menjalani usahanya, dia juga menemui hambatan, misalnya saat pembuatan prototipe sepeda pertama kali dia terkendala dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang masih ketat.

Hal ini membuat dia kesulitan mencari bahan dan parts khusus sepeda. "Ini karena kebanyakan toko offline tutup, sedangkan tidak semua bahan baku dan parts ada di toko online," jelas dia.

Dia mengungkapkan karena keterbatasan kapasitas produksi, sepeda Arana baru mencapai belasan. Ricky memproyeksi permintaan akan meningkat tahun ini dan tahun tahun ke depan. Sejauh ini pembeli sepeda Arana masih sekitar wilayah Jabodetabek.

Jika belasan sepeda yang sudah terjual berupa frame only seharga 4,5 juta, maka Ricky sudah mengantongi omzet Rp 49-85 juta.

Tips Usaha

Ricky menyebut untuk anak-anak muda yang ingin memulai usaha yang paling utama adalah berani untuk memulai.

"Bermimpi yang indah, produk yang kreatif dan proposal yang sempurna tidak berarti tanpa eksekusi," jelas dia.

Menurutnya saat dimulai, memang kendala akan silih berganti dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal tersebut harus dipecahkan satu per satu dan tetap fokus pada tujuan yang telah ditetapkan.

"Jangan risih dengan kritik dan saran, selalu bertanya dan selalu belajar. Serta yang paling utama dari semuanya adalah selalu berdoa atas ridho Tuhan YME," jelas dia.

Sama seperti Arana Bike yang juga menemui kendala. Misalnya pengembangan jalur distribusi untuk pengembangan pasar.

Dia menceritakan saat ini Arana Bike sedang berada di level learning curve untuk sisi produksi, sehingga masih banyak trial and error atas proses produksi yang bertujuan untuk mencari titik efisiensi dari proses dan tenaga kerja serta tantangan administrasi seperti perizinan dan pengujian.

"Tantangan pasti akan dihadapi pada suatu fase dari sebuah usaha. Optimalisasi team, komunikasi yang intens dengan semua pihak, serta eksekusi keputusan yang cepat dan tepat dirasakan sebagai langkah atau cara yang mungkin bisa mengatasi tantangan tersebut," jelas dia.


Hide Ads