Nasib LRT Jakarta yang Tak Kunjung Operasi Pasca Asian Games 2018

Wawancara Khusus Dirut LRT Jakarta

Nasib LRT Jakarta yang Tak Kunjung Operasi Pasca Asian Games 2018

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 25 Feb 2019 09:39 WIB
Nasib LRT Jakarta yang Tak Kunjung Operasi Pasca Asian Games 2018
Foto: Pradita Utama
Harga tiket berapa?
Kita nggak mengusulkan. Sesuai Pergub, itu usulan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ). Mereka mengusulkan Rp 10.800 ke Pemprov DKI. Pemprov DKI kajian, lalu diskusi ke DPRD. Setelah ada kesepakatan baru ditetapkan. Sekarang masih berproses.

Pembahasan tarif baru dimulai?
Sudah panjang. Tapi karena wewenangnya ada di Pemprov, jadi kita tunggu saja. Tunggu Pemprov DKI yang akan sampaikan tarifnya berapa dan subsidinya berapa.

Rp 10.800 sudah subsidi?
Sudah. Karena catatannya itu Rp 10.800 sudah termasuk tiket busway. Termasuk non BRT juga sudah clear (ada JakLingko).

10.800 sudah termasuk integrasi dengan TransJakarta ke mana?
Ke mana saja. Info dari DTKJ, Rp 10.800 sudah termasuk integrasi membawa penumpang sampai ke tengah kota. Tapi kan kita tahu kalau nggak keluar dari gate tap busway ya bisa ke mana saja dong.

Potensi yang diangkut dari daerah Kelapa Gading?
Sesuai penugasan dari Pemprov DKI, di awal ini kita siapkan 1 hari kapasitasnya 14.225 penumpang dengan jumlah perjalanan yang kita keluarkan itu target maksimal 14.225 per hari. Dengan headway di jam sibuk 5 menit, non sibuk 15 menit.

Sediakan parking ride juga?
Ada tersedia di depo. Yang saya dengar lumayan banyak di area depo ada yang di dalam gedung, ada yang di luar gedung. Di velodrome juga kemungkinan ada.

Jenis tiket yang digunakan?
Kita mengandalkan kartu JakLingko untuk mendukung program Pemprov. Karena kita ingin mendorong Klp Gading-Dukuh Atas kombinasi LRT dan Koridor 4 TranJakarta yang dari Rawamangun sampai Halte terakhir Dukuh Atas. Kita andalkan JakLingko untuk kartu langganan. Untuk perjalanan tunggal, kita siapkan kartu sendiri. Karena itu kami pandang perlu untuk melayani turis. Untuk melayani yang mungkin hanya coba sekali dan kebetulan nggak ada kartu uang elektronik bank.

Kalau misalnya si pengguna tidak ingin menyimpan kartu tersebut bisa dikembalikan setelah naik kereta LRT. Kita juga akan dukung kartu uang elektronik yang eksisting. Jadi kartu JakLingko, uang elektronik dan kartu single trip.

Single trip ada 39.000 kartu yang kita siapkan.

Namanya?
Tunggu nanti.

Bagaimana dengan perpanjangan jalur LRT Jakarta sampai ke Dukuh Atas/Tanah Abang?
LRTJ harapannya sangat menginginkan ini jalurnya diperpanjang.

Sekarang dengan kombinasi itu (LRTJ-TJ), misalnya dari Kelapa Gading sampai Velodrome 10 menit. Kita ada jembatan, jalan 5 menit ke halte, tunggu bus 5 menit, ditambah 35 menit (target) TransJakarta dari Rawamangun ke Dukuh Atas. Jadi total 55 menit Kelapa Gading-Dukuh Atas. Kalau langsung ke Dukuh Atas tanpa pindah ke busway bisa kita jangkau 30-35 menit pakai LRT.

Ada garansi apa LRTJ tidak sepi seperti yang sekarang terjadi di Palembang?
Kita akan berusaha. Ada beberapa hal yang kita kejar. Kita kejar pengguna LRTJ nanti merasa aman, lalu kita memastikan pengguna LRTJ nyaman. Terakhir kita pastikan keretanya andal. Memastikan bahwa dari stasiun ini ke itu 10 menit ya 10 menit. Ada operation control center yang mengatur pergerakan kereta dan memastikan pergerakan dari A ke B tepat waktu.

Lalu kita mengejar proses pengintegrasian antar moda. Ada 1 titik yang difokuskan di Velodrome. Jakpro akan bangun jembatan penghubung. Ini langkah yang menawarkan untuk bisa sampai ke tengah kota Jakarta supaya akses masuk ke stasiun lebih nyaman.

Untuk masalah integrasi antarmoda kita juga bicara integrasi dengan Jak24, yang akan menjadi feeder untuk LRTJ. Itu untuk menarik penumpang di sekitar stasiun. Supaya tidak ada kejadian di Palembang yang sepi.

Jak24 itu rutenya dari Pulo Gadung ke Pasar Senen. Dan salah satu haltenya itu ada di bawah stasiun. Jak24 itu minibus TransJakarta yang disiapkan untuk mendukung program JakLingko.

Hide Ads