Berapa tunggakannya?
Jadi total liabilities saving plan itu, termasuk bunganya sekitar Rp 16,13 triliun. Yang akan jatuh tempo sampai akhir tahun ini Rp 12,4 triliun. Akhir 2019.
Sudah bicara sama nasabah?
sudah.
Bagaimana tanggapan nasabah?
Jadi begini ya mas, saya ini janjian juga sama Korea minggu ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enggak, jangan termakan juga. Saya menghandle orang Korea, tapi sekarang ministrynya dikirim ke sini. Ini produk investasi, kita empati sama customer, tapi para investor itu juga secara sadar ketika membeli produk ini karena tergoda oleh return yang tinggi. Mau dijanjikan return yang tinggi.
Dijanjikan berapa?
Itu di atas bunga deposito prioritas, jauh sekali. Nettnya itu nggak turun-turun, terakhir itu nettnya 7% tapi ditambah, jadi sekitar 9%. Itu pada saat deposito berapa, pada saat 5,75-6%, gross loh deposito itu, itu janjiin bunga yang tinggi. Jadi nettnya itu kita sempat begini, nett dibayar bunga, ada casback 0,5%, ada macam-macam. Jadi terakhir itu sebelum saya masuk sekitar lebih dari 9% pada saat deposito nett 5,75% gross. Padahal uangnya dari sini itu dilarikan ke deposito, dilarikan ke obligasi, kan tekor, bagaimana caranya.
Terus bicara dengan pihak Korea bagaimana?
Jadi begini, customer-customer itu adalah nasabah-nasabah prioritas bank. Jadi kita berbicara dengan perbankan, menyamakan persepsi, bicara menghandlenya bagaimana? ada yang namanya co-handling, karena bank-bank itu juga nggak mau kehilangan nasabahnya. Karena nasabah itu nasabah-nasabah utama mereka. Investasi di Jiwasraya itu porsi kecil dari AUM-nya dia. AUM itu asset under management (dana kelolaan). Misalnya contoh nasabah A, punya uang di bank A sekitar Rp 50 miliar, beli di sini (Jiwasraya) Rp 1 miliar.
Jadi kira-kira bank kan juga mau customernya, jadi sebenarnya kita dengan bank itu juga sudah co-handling. Ini kan investor individual, beda dengan obligasi ya, kalau obligasi itu kan diarrange massal oleh underwriter. Ini individual satu-satu, keputusannya itu independen, masing-masing. Jadi kalau bersama-sama itu hanya senasib sepenanggungan, kan begitu lah.
Tapi boleh dong, kalau saya menghandle nasabah, massa itu negatif, ngurus 500 nggak bisa ngomong 2.000. Messagenya kami tekankan, kami handling one on one, small grup. Kami mendeliver messagenya, kami mengakui yang tidak dibayar karena investasinya tidak terpakai. Maka saya bekerja untuk mereka, saya ini bekerja untuk mereka. Untuk mencari funding, untuk menyelesaikan.
Saya bukan kasir. Jadi jangan dikira satu tahun jalan. Kami (berusaha) menyelesaikan masalah secepatnya. Kami ingin membayar, bukan tidak ingin membayar. Cuma masalahnya yang dipakai bayar apa. Orang investasinya nggak balik. Dan kami ini mencari funding melalui investasi investor, segala macam. Begitu loh.
Apa Jiwasraya menjanjikan kapan bisa bayar?
Itu yang selalu ditunggu. Kalau saya kasir, saya bisa tinggal tulis. Karena saya lagi mencari, saya katakan, makanya bahasa saya, saya terangkan bagaimana sebuah proses corporate. Bahkan itu sharing proses mestinya, bukan untuk konsumsi lalu bubar. Corporate action itu once diramaikan, tidak akan terjadi.
Jadi saya mohon, orang-orang yang meramaikan itu artinya tidak ingin perusahaan ini selamat. Orang-orang yang ingin meramaikan, itu menginginkan perusahaan ini tidak selamat. Tapi yang diserang investornya. Investor itu mengambil risiko. Dan yang ditakuti investor adalah masalah-masalah legal. Jadi ibaratnya, ngapain aku yang punya duit berurusan dengan masalah, cari yang lain saja kan gampang.
Itu lah makanya, ramaikan secara proposional saja. Tanyakan. Kita masih mencari investor. Kalau dulu saya kan datang dari perusahaan bagus, investor itu disaring. Kalau ini (Jiwasraya) narik. Dulu nyaring, disaring investornya. Kalau sekarang bukan disaring, narik saja juga keleyengan.