Seiring dengan kebijakan proteksionisme yang tengah dilakukan negara Donald Trump tersebut, negara-negara yang selama ini mendapat hak istimewa lewat program generalized system of preferences (GSP) pun sedang dievaluasi.
Hal ini pun mengundang bisikan perang dagang terhadap Indonesia yang selama ini mendapat hak istimewa lewat GSP tersebut. Wakil Ketua Umum Kadin bidang Hubungan Internasional, Shinta W. Kamdani mengatakan Indonesia lebih perlu berhati-hati terhadap isu tersebut.
"Warningan memang beberapa waktu lalu itu sempat secara menyeluruh. Trump memberikan komentar bahwa, 'Eh, negara yang kita punya defisit saya akan perhatikan lho, hati-hati'. Tapi kan dia belum melakukan apa-apa dalam kaitan itu," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Jumat (6/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
GSP review sendiri kata Shinta adalah hal yang wajar dilakukan setiap tahun oleh AS. Namun seiring dengan kebijakan proteksionisme AS saat ini, Indonesia dianggap perlu berhati-hati terhadap peluang hilangnya hak Indonesia dari GSP.
Sebagai informasi, GSP merupakan program perdagangan AS yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Ribuan produk dari ratusan negara termasuk Indonesia merupakan penerima GSP yang berhak mendapatkan perlakuan istimewa.
Selama ini Indonesia juga telah memanfaatkan ratusan produk dari jumlah produk yang eligible dalam program GSP-AS tersebut.