Kebiasaan Orang Indonesia, Uang Pensiun Minta ke Anak

Kebiasaan Orang Indonesia, Uang Pensiun Minta ke Anak

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 13 Feb 2019 07:53 WIB
Kebiasaan Orang Indonesia, Uang Pensiun Minta ke Anak
Foto: Tim Infografis: Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Pensiun jangan dianggap remeh. Jika ingin tenang hidup di masa tua, maka perlu dipersiapkan finansial sedini mungkin.

Sayangnya masyarakat Indonesia masih sedikit yang menganggap penting tentang persiapan masa pensiun. Akan tetapi juga tidak mau hidup sengsara di masa tua.

Alhasil banyak dari pensiunan di Indonesia yang masih mencari uang, seperti memulai bisnis. Menariknya sebagian besar juga masih berharap dihidupi oleh anaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal jika pensiun dipersiapkan sejak dini dengan strategi investasi yang tepat, masa tua bisa terhindar dari kata sengsara.

HSBC telah melakukan survey tentang masa pensiun yang bertajuk Future of Retirement, Bridging The Gap. Dari hasil survey itu 68% responden yang menginginkan masa tua yang nyaman, sementara hanya 30% yang telah sadar dan tergerak untuk mulai berinvestasi untuk masa pensiun mereka.

Tercatat dalam survey mayoritas responden memiliki kekhawatiran akan mandiri secara finansial saat masa pensiunnya nanti. Sebanyak 86% khawatir akan dapat hidup dengan nyaman, 83% khawatir akan meningkatnya kebutuhan biaya kesehatan, dan 77% khawatir akan kehabisan dana pensiun.

"Masa pensiun merupakan saat seseorang idealnya menikmati masa istirahat bersama keluarga setelah bertahun-tahun bekerja. Namun hal ini harus direncanakan dengan matang sedari dini. Sayangnya kesadaran ini biasanya timbul saat kita sudah mendekati masa pensiun," kata Head of Wealth Management PT Bank HSBC Indonesia Steven Suryana di On Three, Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Hasil survey itu juga menunjukkan bahwa sebagian besar dari koresponden masih tetap ingin menghasilkan uang di masa pensiun. Itu karena mereka masih khawatir kehidupannya di masa pensiun.

Sekitar 2/3 responden usia kerja menyatakan akan lanjut bekerja setelah pensiun, seperti memulai berwirausaha (54%), sedangkan sisanya memilih untuk mengandalkan kebutuhan sehari-hari dari hasil tabungan (29%), kembali mencari pekerjaan (25%), serta membangun kos-kosan atau menyewakan rumah (19%).

Padahal di Indonesia sendiri masa pensiun saat ini seringkali dianggap sebagai masa yang memiliki banyak waktu luang dan dihabiskan dengan bermain dan merawat cucu.

Future of Retirement merupakan studi yang dilaksanakan oleh HSBC global terhadap 17,405 orang di 16 negara. Di Indonesia, survei ini direspon oleh 1.050 responden yang terdiri dari mereka yang usia produktif dan pensiun.


Karena kesadaran untuk persiapkan masa pensiun yang masih rendah, banyak dari masyarakat Indonesia yang justru masih mencari nafkah saat pensiun. Padahal sewajarnya masa pensiun dihabiskan untuk bermain dengan cucu.

Sebanyak 2/3 responden usia kerja menyatakan akan lanjut bekerja setelah pensiun, seperti memulai berwirausaha (54%), sedangkan sisanya memilih untuk mengandalkan kebutuhan sehari-hari dari hasil tabungan (29%), kembali mencari pekerjaan (25%), serta membangun kos-kosan atau menyewakan rumah (19%).

Bahkan kata Head of Wealth Management PT Bank HSBC Indonesia Steven Suryana, ada responden yang justru mengharapkan pemasukan di masa pensiun dari anak-anaknya.

"Yang juga mengkhawatirkan adalah lebih dari 3/4 responden usia kerja mengharapkan anaknya akan membantu mereka di masa pensiun, sedangkan kenyataannya saat ini hanya kurang dari 1/3 responden usia pensiun menerima bantuan dari anaknya," tuturnya.

Sementara itu, beberapa sumber dana lain yang diharapkan menopang masa pensiun seperti tunjangan dari tempat kerja, atau tabungan akan semakin berkurang seiring dengan bertambah tua usia.

Oleh karena itu Steven menjelaskan pentingnya untuk memvisualisasikan masa pensiun kelak sedari sekarang. Dengan memiliki visi masa pensiun yang jelas, bersama mitra keuangan yang tepat, persiapan pensiun dapat dilakukan dengan efektif, menggunakan beragam instrumen yang sesuai dengan profil risiko yang kita miliki.

"Kesadaran akan kebutuhan realistis di hari tua dapat memulai percakapan yang penting untuk perencanaan pensiun. Yang pasti, semakin dini kita mempersiapkan diri, semakin bisa kita mewujudkan mimpi menjadi crazy rich retiree di Indonesia," tegasnya.


Lalu bagaimana caranya melakukan persiapan agar tidak sengsara di masa pensiun?

Head of Wealth Management PT Bank HSBC Indonesia Steven Suryana sejatinya tidak ada formula yang tepat untuk menghitung berapa kebutuhan dana yang harus disiapkan untuk pensiun. Perlu perhitungan tersendiri dari masing-masing individu.

"Tidak ada formula yang tepat setiap orang kondisi berbeda. Seperti berapa usia saat ini, lalu usia berapa saat pensiun yang direncanakan," ujarnya.

Untuk rata-rata usia pensiun di Indonesia kebanyakan antara 55-60 tahun. Lalu kurangi dengan usia saat ini.

Kemudian, lanjut Steven, buat daftar apa saja yang diinginkan saat masa pensiun. Misalnya, ingin menyekolahkan anak di luar negeri, memiliki vila atau bahkan ingin memiliki sebuah pemancingan pribadi.

Lalu hitung perkiraan biayanya, ditambah biaya hidup sehari-hari nantinya. Sehingga tidak menyusahkan anak cucu.

"Misalnya oh butuh Rp 500 juta, masa pensiunnya 20 tahun lagi. Tapi harus diperkirakan juga, Rp 500 juta saat ini dengan 20 tahun lagi dengan perkembangan inflasi pasti juga akan bertambah," terangnya.

Jika sudah mendapatkan angka yang pasti, baru disesuaikan portofolio investasi yang pas. Banyak jenis instrumen investasi yang bisa dipilih mulai dari produk perbankan hingga reksadana ataupun saham.

"Kita harus tahu profil nasabahnya. Misalnya dia takut naik turun, tidak berani resiko, ya kita sarankan instrumen investasi yang sesuai," ujarnya.

Dia juga menyarankan agar menyisihkan investasi yang diutamakan dari penghasilan bulan. Dia menggarisbawahi jangan menyisihkan investasi berdasarkan sisa penggunaan bulan setelah yang bersifat konsumtif.

Menurutnya jika bisa menyisihkan hingga 40% sangat baik. Namun jika tidak maka normalnya juga bisa 10% dari total pemasukan setiap bulannya.

Hide Ads