Jakarta -
Kisruh laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih terus berkembang. Kini masalah tersebut juga dikaitkan dengan pemilihan umum calon Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024.
Berita terpopuler lainnya seputar lahan di sekitar stasiun LRT Jabodebek dirubung pengembang properti. Selain itu, ada juga soal Bandara Kertajati yang tengah berada antara hidup dan mati.
Berikut 5 berita terpopuler
detikFinance Minggu (27/4/2019).
Menurut Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics (INDEF) Bima Yudhistira Adhinegara kisruh laporan keuangan Garuda Indonesia tidak ada kaitannya dengan Pemilu. Apalagi laporan keuangan GIAA yang dianggap janggal oleh dua komisarisnya terungkap ke publik pada 24 April 2019 saat digelar RUPST atau 7 hari setelah Pemilu.
"Kalau menurut saya konteksnya memang kalau dihubungkan dengan pilpres sudah lewat ya (momenya)," tuturnya ketika dihubungi detikFinance, Minggu (28/4/2019).
Oleh karena itu Bima berpendapat, permasalahan keuangan maskapai pelat merah tersebut tidak dapat dikaitkan dengan pilpres. "Kalau menurut saya sih nggak make sense ya," katanya.
Justru menurutnya apabila dilihat dari konteks politik, terdapat pada citra yang ingin dibangun dalam kinerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya Menteri BUMN Rini Soemarno.
Bak gula, lahan di sekitar stasiun LRT dirubung pengembang properti. Tak hanya pengembang pelat merah alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta pun ikut ambil bagian.
Pengembang-pengembang ini menyerbu lahan di sekitar LRT untuk membuat kawasan hunian berkonsep transportasi, alias TOD (Transit Oriented Development).
Memang seiring dengan laju pembangunan moda transportasi di Jakarta konsep hunian yang nempel stasiun ini menjadi tren.
Salah satunya yang terjadi di Stasiun LRT Ciracas. Dari pantauan detikFinance, Minggu, (28/4/2019), sudah ada dua lahan kawasan hunian berbasis TOD. Para pengembang pun telah memulai proyek pembangunan apartemen di sana.
Pertama terletak di 250 meter arah utara Stasiun LRT Ciracas, yakni Sakura Garden City telah memulai tahap pembangunannya. Kawasan TOD besutan pengembang swasta Trivio Group ini bahkan menggandeng 2 perusahaan besar asal Jepang, Daiwa House dan JOIN, yang bergabung dalam PT Sayana Integra Properti.
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati memutuskan untuk melakukan penghematan di tengah sepinya penumpang. Berkat hal ini, pihaknya bisa menghemat biaya hingga Rp 700 juta.
Menurut Direktur Keuangan dan Umum BIJB Muhammad Singgih sepinya penumpang membuat pengoperasian penerbangan hanya sebanyak satu kali dalam seminggu. Hal ini tentu mempengaruhi biaya operasional mereka.
Maka dari itu, pihaknya menyusun strategi demi menghemat biaya. Misalnya dengan mematikan air conditioner (AC) di dalam terminal bila tak ada penerbangan.
"Ya karena ini dalam rangka penghematan (AC dimatikan). Kan service level itu untuk penumpang jadi kalau nggak ada (penerbangan) ya sudah (AC dimatikan)," jelas dia kepada detikFinance di Bandara Kertajati, Majalengka, baru-baru ini.
Dengan laju pembangunan transportasi yang makin beragam, pengembang properti pun mulai membidik beberapa lahan di sekitarnya untuk membuat kawasan yang berorientasi transportasi (TOD). Mengembangkan TOD bagaikan menjadi tren saat ini, baik MRT, LRT, maupun KRL pun sudah ada kawasan TOD-nya.
Lalu apa yang membuat pengembangan kawasan ini menjadi tren?
Pengamat properti Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan bahwa memang kebutuhan sebuah kota saat kepadatan lalu lintas terjadi adalah kawasan TOD.
Ali menyebutkan hampir semua kota besar di dunia pun melakukan pengembangan kawasan ini.
Halaman Selanjutnya
Halaman