Sudah Girang Dapat Panggilan Kerja, Eh Kena Zonk Lowongan Palsu

Sudah Girang Dapat Panggilan Kerja, Eh Kena Zonk Lowongan Palsu

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 27 Sep 2020 09:34 WIB
Ratusan pencari kerja memenuhi kawasan Jakarta Convention Center (JCC) pagi ini, Sabtu (23/9). Mereka mendatangi puluhan perusahaan BUMN yang membuka lowongan kerja.
Foto: Fadhly Fauzi Rachman
Jakarta -

Sungguh malang nasib orang. Niat hati mencari uang, eh malah ditipu yang bikin pusing bukan kepalang. Alasannya, tergiur lowongan kerja palsu yang masih saja datang.

Ini yang dialami Yasmin (18), seorang lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Depok. Setelah lulus, dia mulai melamar pekerjaan. Tetap percaya diri meskipun pandemi belum berakhir.

Ratusan lowongan pekerjaan di situs pencari kerja sudah ia lamar. Dia tahu, dirinya bersaing dengan jutaan orang pencari kerja baik yang baru lulus atau menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun semangatnya untuk bekerja tidak surut, ia harus membantu kedua orang tuanya yang sedang dalam kondisi kesulitan keuangan.

ADVERTISEMENT

Hingga suatu siang dia mendapatkan telepon dari seorang pria yang mengaku bagian HRD sebuah perusahaan. Yasmin saat itu gembira, ia mendapatkan tawaran pekerjaan menjadi customer service.

Telepon tersebut juga sekaligus interview, Yasmin awalnya tidak terlalu memikirkan jika prosesnya akan secepat ini. Yang dia tahu, dia hanya senang bukan kepalang diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Setelah proses interview sekira 15 menit, Yasmin merasa ada yang aneh dengan staf HRD tersebut. Pasalnya, sang HRD meminta Yasmin untuk memilih posisi kantor yang terdekat dengan rumahnya, kemudian HRD menyebut jika banyak pegawainya yang tinggal di wilayah rumah Yasmin.

Kemudian, pria itu juga meminta transfer uang sebesar Rp 1,5 juta untuk proses administrasi dan seragam yang akan digunakan saat bekerja nanti.

"Dia minta uang, saya bilang nggak ada. Tapi bapaknya maksa terus, dia tanya adanya berapa? Saya jawab nggak ada, tapi dia terus memaksa saya menyebut ada berapa uang yang di rekening," ujarnya.

Akhirnya dia sadar, jika ada yang tidak beres dengan proses interview ini. Setelah itu dia menutup telepon dan harapannya untuk bekerja pupus.

"Iya baru sadar kalau itu penipuan, ya saya kan kerja mau cari uang ya, masa iya harus bayar dulu di depan," ujarnya.

Kini Yasmin membuka usaha dengan menjadi dropship di toko pernak-pernik yang ada di ecommerce. Dia mengaku beruntung saat itu tidak punya uang.

"Beruntung waktu itu nggak punya uang hahaha. Jadinya nggak transfer, cara ngomong bapaknya, waktu itu meyakinkan banget, segala bilang cari kerja zaman sekarang gini susahlah apa lah. Mungkin kalau saya ada uang saya akan transfer. Jadi hati-hati ya untuk para pencari kerja," jelas dia.

Selain Yasmin, ada juga yang mengalami hal yang sama. Lanjut ke halaman berikutnya

Selain Yasmin, Azmi (23) juga mengalami hal yang sama. Dia adalah tulang punggung di keluarga setelah ayahnya meninggal.

Setelah lulus kuliah di Cirebon dia berusaha untuk melamar kerja ke banyak perusahaan besar. Tidak munafik, Azmi juga mengharapkan gaji yang besar.

Hingga akhirnya Azmi mendapatkan balasan email dari perusahaan yang bergerak di bidang kelautan yang berlokasi di Surabaya.

Dia menceritakan seorang yang mengaku HRD juga menghubungi dia untuk proses interview. "Aku dikasih list untuk biaya tiket pesawat, tempat tinggal sampai transport dari hotel ke kantor. Oh iya aku juga dikasih list peraturan di sana seperti apa dan untuk meyakinkan mereka bilang keluarga boleh datang dengan tambahan tiket pesawat," ujarnya.

Saat itu Azmi melamar untuk posisi customer service. HRD itu menawarkan gaji sekitar Rp 6 juta - Rp 7 juta, menurut dia angka ini termasuk besar untuk lulusan baru seperti dia.

Azmi menyebut dirinya juga sempat mencari informasi terkait perusahaan tersebut. Dia mengatakan informasi yang ada sangat meyakinkan, sehingga ia tak menaruh curiga sedikitpun dengan perusahaan itu.

Kemudian perusahaan tersebut meneleponnya lagi hingga 3-5 kali untuk meminta uang akomodasi yang ditawarkan.

"Waktu itu aku sudah mau transfer karena memang aku googling dan mereka sangat meyakinkan. Mereka juga telpon berkali-kali untuk memastikan kalau batas akhir bayarnya sampai magrib. Saking senangnya mamahku mau pinjam uang dong, yang penting aku bisa berangkat," kenang dia.

Azmi menceritakan, saking bahagianya dia sampai screenshot dan mengupload ke whatsapp story. Hingga sahabatnya meyakinkan jika perusahaan itu adalah penipu.

Namun Azmi mengaku tak percaya karena perusahaan itu masih meyakinkan. Dengan bekal positif thinking dan iming-iming gaji yang besar dia masih yakin jika perusahaan tersebut asli.

Dia mengungkapkan, HRD itu menyebut jika uang akan kembali setelah tes, jadi istilahnya uang tersebut adalah deposit sebelum bekerja.

Tak hanya sahabat Azmi, dia juga mendapatkan informasi dari tantenya yang memberikan bukti jika perusahaan Trans Ocean ini adalah fiktif. Apalagi perusahaan ini mencantumkan nama orang-orang yang diundang interview.

"Aku dikasih link dan screenshotnya sampe lemes aku, lagi butuh kerja diPHPin mau ditipu. Tapi alhamdulillah aku masih dikasih keselamatan," ujar dia.

Azmi mengaku saat itu tidak memiliki saldo di tabungannya. Akan lain cerita jika ada saldo, ada kemungkinan dia akan mengirimkan uang yang diminta tersebut.

Kini Azmi sudah bekerja di salah satu yayasan di Cirebon. Dia mengharapkan untuk para pencari kerja harus ekstra hati-hati dan waspada dengan perusahaan-perusahaan fiktif ini.

Mengutip laman resmi jobstreet.co.id modus penipuan lowongan kerja ini marak terjadi dan mengakibatkan kerugian hingga jutaan rupiah untuk pencari kerja.

Biasanya penipu mengandalkan surat undangan interview palsu yang mengatasnamakan perusahaan. Nantinya mereka meminta para pencari kerja mengirimkan sejumlah uang untuk biaya tiket, akomodasi dan biaya lainnya. Kemudian menjanjikan jika biaya tersebut akan kembali setelah proses interview atau seleksi.



Simak Video "Video: Penipuan Loker di Padang, Korban Diminta Setor Rp 500 Ribu-5 Juta"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads