Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada 2023 dan 2024. Kenaikan perkiraan dipicu alasan konsumsi yang lebih kuat dan kebijakan baru yang diumumkan pemerintahnya.
Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF Gita Gopinath mengatakan pihaknya melihat produk domestik bruto (PDB) China akan meningkat dari perkiraan sebelumnya 5% menjadi 5,4% tahun ini. Proyeksi pada 2024 juga naik dari 4,2% menjadi 4,6%.
"Kami telah merevisi pertumbuhan sebesar 0,4 poin persentase di kedua tahun dibandingkan dengan proyeksi bulan Oktober kami. Ini mencerminkan pertumbuhan yang lebih kuat dan dukungan kebijakan baru yang baru-baru ini diumumkan," kata Gopinath dikutip dari Reuters, Rabu (8/11/2023).
Sebelumnya pemerintah China mengatakan akan menyetujui penerbitan obligasi negara US$ 137 miliar. Hal itu untuk mendukung perekonomian utamanya belanja infrastruktur.
Meski begitu, dalam jangka menengah pertumbuhan ekonomi China diproyeksikan melambat secara bertahap menjadi 3,5% pada 2028. Hal itu terjadi di tengah hambatan lemahnya produktivitas dan penuaan populasi.
Pemerintah China telah menerapkan sejumlah langkah untuk mendukung pasar properti, namun dinilai perlu lebih banyak upaya untuk menjamin pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan membawanya ke penurunan yang lebih berkelanjutan.
"Untuk sektor real estat, paket kebijakan seperti itu antara lain memerlukan percepatan keluarnya pengembang properti yang tidak layak, menghilangkan hambatan terhadap penyesuaian harga rumah, dan meningkatkan pendanaan pemerintah pusat untuk penyelesaian perumahan," kata Gopinath.
Sejumlah ekonom menilai kombinasi dari penurunan sektor properti dan krisis utang pemerintah daerah dapat menghapus sebagian besar potensi pertumbuhan ekonomi jangka panjang China.
Sebagai informasi, utang daerah mencapai US$ 12,6 triliun atau 76% dari output perekonomian China pada 2022, naik dari 62,2% pada 2019. Di sisi lain, China juga harus mengembangkan strategi restrukturisasi yang komprehensif untuk mengurangi tingkat utang kendaraan pembiayaan pemerintah daerah (LGFV),
LGFV didirikan pemerintah daerah untuk mendanai investasi infrastruktur, namun kini menimbulkan risiko besar terhadap perlambatan perekonomian China, dengan gabungan utang mereka yang membengkak hingga US$ 9 triliun.
"Pemerintah pusat harus menerapkan reformasi kerangka fiskal yang terkoordinasi dan restrukturisasi neraca untuk mengatasi beban utang pemerintah daerah, termasuk menutup kesenjangan fiskal pemerintah daerah dan mengendalikan aliran utang," kata Gopinath.
(aid/ara)