Total utang pemerintah bisa makin bengkak lantaran terdampak oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Total utang pemerintah per Maret 2018 sebesar Rp 4.136,49 triliun, dengan porsi valuta asing (valas) sebesar US$ 109,6 miliar. Pada periode tersebut, dolar dihitung Rp 13.700.
Sementara saat ini dolar nyaris tembus ke level Rp 14.000. Maka artinya, ketika utang valas dikonversikan ke rupiah, maka nilainya menjadi lebih besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama ketika terjadi kondisi sebaliknya. Total utang pemerintah pun akan mengalami penurunan jika nilai tukar mengalami penguatan alias apresiasi terhadap dolar AS.
Erwin mengatakan total utang pemerintah akan bertambah Rp 10,96 triliun setiap terjadi pelemahan Rp 100 per dolar AS.
"Jadi dengan stok utang valas sebesar US$ 109,6 miliar, bisa terjadi depresiasi Rp 100 per dolar AS, utangnya nambah Rp 10,96 triliun," kata Erwin.
Erwin menjelaskan, utang pemerintah dalam valas terdiri dari beragam mata uang. Tiga yang dominan, yaitu dolar AS, euro, dan yen. Namun bila disetarakan, maka utang dalam bentuk valas ekuivalen dengan US$ 109,6 miliar.
Dengan demikian, pelemahan rupiah pada saat ini akan membuat total utang menjadi lebih besar. Kemarin dolar AS sempat berada di level Rp 13.940.
Erwin meminta masyarakat tidak terlalu khawatir. Utang pemerintah dalam mata uang asing ini tidak serta merta langsung dibayar atau dilunasi pada saat ini juga, melainkan sudah sesuai dengan jatuh temponya.
"Kembali lagi, keseluruhan utang itu punya jatuh temponya yang dikelola sedemikian rupa sehingga tidak memberatkan saat pembayaran kembali," jelas dia.