Jakarta -
PT Sari Kreasi Boga Tbk (SKB Food) menjadi pendatang baru di Burs Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini adalah pengelola franchise Kebab Turki Baba Rafi.
Setalah melantai di bursa efek, SKB Food akan memiliki kode saham RAFI. Direktur Utama (Dirut) SKB Food Eko Pujianto menjelaskan langkah pihaknya melakukan IPO menjadi tanda bahwa bisnis yang UMKM juga bisa naik kelas dan mencari modal di bursa efek. Dari awalnya cuma kaki lima gerobakan kini menjadi perusahaan yang mejeng di bursa efek.
"Dengan melantainya kami di bursa ini perjalanan panjang, kami berangkat dari UMKM, kini mampu naik kelas, dari gerobakan ke IPO, dari lantai trotoar naik ke lantai bursa efek Indonesia," papar Eko dalam sambutannya pada pencatatan perdana saham RAFI, Jumat (5/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan telah menentukan penawaran umum perdana di harga Rp 126 per saham. Dengan harga tersebut, potensi dana yang bisa diraup dari IPO sekitar Rp 119,45 miliar. RAFI sendiri melepas sebanyak-banyak 948.090.000 saham. Jumlah itu setara dengan 30,31% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Dalam catatan detikcom, hasil dana IPO RAFI ini nantinya akan digunakan oleh perusahaan untuk melunasi pembayaran rencana transaksi akuisisi PT Lazizaa Rahmat Semesta sebesar Rp 13 miliar. Kemudian sisanya, akan digunakan untuk modal kerja guna pembelian bahan baku waralaba, bahan baku segar, sewa gedung, biaya gaji karyawan, dan pemeliharaan.
Di sisi lain, Eko juga mengatakan pihaknya bakal menggunakan modal yang didapatkan untuk melakukan pengembangan bisnis bukan cuma di Indonesia tapi juga di kancah internasional.
"Perusahaan akan fokus orientasi kembangkan bisnis, bukan cuma di Indonesia namun sampai ke mancanegara," ujar Eko.
Sebagai informasi, SKB Food adalah suatu perseroan terbatas yang saat ini bergerak di bidang penjualan bahan baku dan waralaba makanan dan minuman. Sejumlah brand yang dikelola perusahaan adalah Kebab Turki Babarafi, Container Kebab by Babarafi, Smokey Kebab, Sueger, Kebab Kitchen, Babarafi Café, Ayam Utuh, Jellyta, Raffi Express dan Ayam Pul.
Pada 2021, SKB Food miliki 969 outlet mitra waralaba yang tersebar di seluruh kota besar yang ada di Indonesia seperti DKI Jakarta, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, D.I.Y Yogyakarta, Riau, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Kisah Awal Kebab Baba Rafi
Owner dan CEO Kebab Baba Rafi Indonesia Nilamsari membagikan kisahnya dalam menggeluti usaha kuliner. Dia menceritakan awal memulai usaha pada tahun 2003 ketika dirinya sedang kuliah semester 3 dengan modal hanya Rp 4 juta. Ia mengatakan saat itu yang sedang ada dipikirannya adalah jualan dengan menggunakan gerobak.
"Karena kita berpikir ada risiko yang harus dilalui, dan juga karena kemampuan modalnya hanya segitu, jadi yaudah kita berpatokan sama itu. Dan ketika kita jualan kita mikirnya yaudah simpel aja dengan nama yummy burger," imbuh Nilamsari dalam Webinar Tips Bangun Franchise Kuliner dengan Inovasi Menu Baru yang disiarkan live di detikcom, Kamis (29/7/2021) silam.
Singkat cerita, burger yang dibuat oleh Nilamsari berkembang hingga memiliki 5 gerobak. Namun ia mendapatkan kompetitor yang membuka sistem kemitraan. Sang kompetitor saat itu memiliki 60 outlet. 5 gerobak yang ia punya pun harus ditutup.
Ide membuat bisnis kebab datang ketika Nilamsari beserta keluarga mengunjungi Qatar. Di sana ia tertarik melihat kebab yang disajikan di beberapa sudut kota. Dari situlah ia mempunyai ide untuk membawa kebab ke Indonesia.
Pada awalnya, resep yang dibawa oleh Nilamsari tidak sesuai atau cocok dengan lidah orang Indonesia, hingga akhirnya dia mencoba untuk melakukan inovasi dengan merubah beberapa bahan yang dipakai.
Dari situ, Nilamsari membuka usaha dengan 1 gerobak yang pernah dipakai pada usaha sebelumnya dan membuka outlet pertama di dekat tempat tinggalnya. Ini dilakukan agar Nilamsari dapat mudah untuk memonitor dan menerima tanggapan dari konsumennya.
Kemudian usaha tersebut berkembang menjadi 10 outlet dan booming di Surabaya. Banyak dari teman-temannya juga yang meminta izin untuk mencoba membuka bisnis yang sama, ia pun menyiasati dengan mengizinkan dengan catatan mereka harus membeli bahannya di usaha miliknya.
Namun, karena tak adanya SOP banyak outlet-outlet tersebut yang melanggar. Banyak bahan-bahan yang diganti atau tidak sesuai dengan SOP. Ia akhirnya memutuskan untuk memberikan standar operasional yang harus dilakukan oleh para outlet, salah satunya adalah mewajibkan semua outlet memakai nama Kebab Baba Rafi.
Pada akhirnya, ia memanggil semua outlet tersebut dan memberlakukan sebuah SOP yang harus dijalankan oleh outlet-outletnya. Nilamsari kemudian mencoba untuk belajar menjadi seorang franchisor. Ia bergabung dengan Asosiasi Franchise Indonesia dan mendapatkan ilmu yang sangat banyak.
"Usai mendapatkan surat tanda waralaba dari Dinas Perdagangan (Kementerian Perdagangan) kita sudah go franchise. Dan beberapa mulai berkembang, mulai berkembang ke Malang, Kalimantan, Sulawesi, hingga 2008 kita mulai berkembang ke Jakarta," ungkap Nilamsari.
"Dan 2009 sudah mulai masuk ke Malaysia, kita masuk ke Filipina, dan alhamdulillah sekarang Baba Rafi sudah ada kurang lebih 1.600 outlet di 10 negara dan terakhir buka di India," sambungnya.