Bos OCBC NISP Buka Suara soal Saham Menguat Kala Bank Lain Loyo

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 20 Mar 2025 13:50 WIB
OCBC NISP/Foto: Andi Hidayat/detikcom
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 6.300-an pada perdagangan Kamis (20/3). Berdasarkan data RTI Business pukul 13.17, IHSG menguat 56.972 atau 0,90% ke level 6,368.

Akan tetapi, jika ditinjau seminggu terakhir, IHSG melemah 4,19% dengan aksi jual bersih atau net sell yang dilakukan investor asing di semua pasar sebesar Rp 6,95 triliun. Melemahnya IHSG sejalan dengan menurunnya saham sektor perbankan.

Berdasarkan data perdagangan Stockbit, sektor perbankan melemah 0,89% per hari. Sejumlah saham besar perbankan yang melemah, di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melemah 1,07% hingga PT Bank Mandiri (Persero) Tbk turun 1,07%.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja mengatakan, perusahaan akan tetap fokus pada kinerja fundamental dan kinerja keuangan. Untuk diketahui, saham NISP menguat 3,91% per pukul 13.27 WIB.

"Jadi kami mungkin lebih fokus pada memastikan kinerja yang terjaga baik, terus tumbuh, terus bisa menghasilkan kinerja yang positif, dan berkesinambungan, dan senantiasa menyampaikan komunikasi yang memang diperlukan," kata Parwati Dalam paparan publik tahunan di OCBC Tower, Jakarta Selatan, Kamis (20/3/2025).

Parwati meyakini krisis yang dialami pasar modal dapat dimitigasi dengan baik dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Apalagi, OCBC merupakan salah satu perbankan tertua di Indonesia.

"Jadi kami sudah melihat berbagai kondisi gejolak juga ada. Kami percaya dalam berbagai kondisi sulit atau krisis, yang terbaik adalah tentu kami menjaga kinerja," jelasnya.

Kinerja Keuangan OCBC NISP

OCBC mencetak laba Rp 4,9 triliun atau tumbuh 19% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2024. Return on Equity (ROE) atau imbal hasil atas ekuitas juga naik 13%.

Selain itu, OCBC juga mencatat penyaluran kredit Rp 170,5 triliun tumbuh 11% sepanjang 2024 dibandingkan tahun sebelumnya Rp 154,1 triliun. Pertumbuhan ini tercermin dalam Loan to Deposit Ratio sebesar 81,9%.

Perseroan juga mencatat pertumbuhan dana simpanan nasabah atau Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 205,9 triliun atau sekitar 13% dengan rasio Giro dan Tabungan (CASA) sebesar 55,3%.

Sedangkan untuk risiko kredit macet atau non-performing loan (NPL) sebesar 1,6%, diklaim lebih rendah dari rata-rata industri keuangan. Sementara Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit (CKPN) turun dari 325% ke 307%.

Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), OCBC akan membagikan dividen tunai Rp 106 per saham atau sebesar Rp 2,43 triliun. Artinya, dividen tunai yang dibagikan OCBC adalah 50% dari laba bersih.

"Rapat menyetujui penggunaan laba bersih tahun 2024 sebagai yang berikut. Rp106 per saham atau sebesar Rp2,40 juta ditanggah sebagai dividen tunai atau dividen PR sebesar 50 per saham dari laba bersih," tutup Parwati.

Lihat juga video: Pembagian Dividen Sektor Perbankan Jadi Penopang Penguatan




(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork