Kinerja keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tercatat memerah hingga semester I 2025. Anggota holding MIND ID ini tercatat mengalami penurunan laba bersih meski pendapatan tumbuh hingga akhir Juni 2025.
Mengutip laporan keuangan pada laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), laba PTBA merosot 59% menjadi Rp 833,04 miliar dari Rp 2,03 triliun di periode yang sama pada tahun sebelumnya. Namun, pendapatan PTBA tumbuh 4,12% menjadi Rp 20,45 triliun dari Rp 19,64 triliun di paruh pertama 2024.
Dari sisi beban pokok pendapatan, PTBA tercatat membengkak 12,14% menjadi Rp 18,20 triliun dari Rp 16,23 triliun di semester I 2024. Kemudian laba bruto perseroan tercatat merosot 34,12% di semester I 2025, yakni sebesar Rp 2,24 triliun dari Rp 3,40 triliun pada periode sebelumnya di tahun 2024.
PTBA juga mencatat peningkatan liabilitas Rp 22,89 triliun di semester I 2025, sementara pada periode yang sama di tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 19,14 triliun. Sementara untuk posisi ekuitas, PTBA mencatat penyusutan menjadi Rp 19,78 triliun dari Rp 22,64 triliun.
Meski mencatat pertumbuhan volume angkutan batu bara sebesar 9% menjadi 19,27 juta ton dari sebelumnya 17,70 juta ton, tekanan harga batu bara global menjadi tantangan utama PTBA di paruh pertama 2025. Indeks harga ICI-3 tercatat mengalami koreksi sebesar 14% secara tahunan, dari US$ 75,89 menjadi US$ 65,15 per ton, sedangkan indeks Newcastle turun 22%, dari US$ 130,66 menjadi US$ 102.51 per ton.
Alhasil, PTBA membukukan rata-rata harga jual sebesar Rp 930 ribu per ton, turun 4% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, biaya operasional turut mengalami tekanan seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), yang rata-rata mencapai Rp 14.666 per liter atau meningkat 7% dibanding Rp 13.682 per liter pada periode yang sama tahun lalu.
"PTBA secara konsisten melakukan penguatan operasional. Kendati kondisi pasar global cukup menantang, Perseroan tetap mencatatkan pertumbuhan kinerja. Ke depan, Perseroan akan terus mendorong efisiensi biaya, meningkatkan kinerja aset. serta memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan," ujar Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, dalam keterangannya dikutip Jumat (1/8/2025).
Diketahui, pergerakan saham PTBA juga tercatat memerah jika diakumulasikan sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data perdagangan RTI Business, PTBA melemah 11,64% sepanjang tahun ini.
Kendati hari ini, Rabu (20/8), tercatat menguat 1,25% ke harga Rp 2.430 per lembar saham, PTBA terkoreksi dalam perdagangan sepekan sebesar 0,41%. Selain itu, perusahaan plat merah ini juga terkoreksi pada perdagangan tiga bulan terakhir sebesar 10,33%.
Lihat juga Video: Eks Dirut Dana Pensiun Bukit Asam Divonis 9 Tahun Bui di Kasus Korupsi
(kil/kil)