Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengungkapkan Pertamina berencana mencari partner dalam mengelola kilang yang dioperasikan. Namun, kata Djoko, rencana itu malah diartikan dengan niatan Pertamina yang hendak menjual asetnya.
Djoko mengatakan bahwa dengan adanya partner tersebut, maka kinerja keuangan Pertamina bisa lebih terjaga. Sebab, Pertamina tak perlu merogoh kocek kas internal dalam mengoperasikan aset tersebut.
"(Keuntungannya) ya masuk ke Pertamina yang jelas. Jadi Pertamina tidak gerus uang internal pertamina kalau ada partner," kata Djoko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djoko menjelaskan, bahwa aset yang dimaksud dalam surat Pertamina yang beredar belakangan itu sejatinya tetap menjadi aset negara. Dalam surat persetujuan itu terdapat beberapa aset yang disebutkan antara lain kilang Balikpapan dan Cilacap.
"Asetnya tidak dijual, tetap milik negara. ya kan kontraknya (kalau) habis balik ke negara. Kaya sekarang banyak kotrak yang akan habis itu balik negara. Nanti negara mau kasih ke siapa, eksisting, Pertamina, atau dioperasikan, aset tetap milik negara," jelasnya.
Lebih dari itu, Djoko mengatakan dengan Pertamina memiliki partner untuk mengelola kilang, maka bisa membuat kondisi keuangan Pertamina menjadi lebih terjaga. Khususnya, terkait dengan penugasan dari pemerintah untuk tak menaikkan harga BBM jenis Premium dan solar.
"Begini, misalnya uang internal Pertamina itu ada 10. Nah 10 kalau untuk ngebor 5, kan sisanya jadi tinggal 5. Tapi kalau untuk ngebor ada partner yang masuk, kan tidak keambil 5-nya (bisa untuk Pertamina)" tuturnya.