Mengintip Proyek Kilang Minyak RI-Rusia di Desa 'Miliarder'

Mengintip Proyek Kilang Minyak RI-Rusia di Desa 'Miliarder'

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 18 Feb 2021 05:30 WIB
Desa Sumurgeneng di Kecamatan Jenu, Tuban kini menjadi perhatian. Sebab, video warganya beramai-ramai memborong mobil tengah viral.
Foto: Ainur Rofiq

Perjanjian kontrak yang ditandatangani antara PRPP dan TRSA ini dititikberatkan pada pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED) terkait proyek tersebut.

Proyek NGRR Tuban akan memproduksi bahan bakar minyak yang berkualitas Euro V. Kilang minyak di Tuban ini diperkirakan akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 barel per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuan dengan Delegasi Pertamina di Wisma Duta KBRI Moskow pada 29 Oktober 2019, Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M Wahid Supriyadi mengapresiasi penandatangan kontrak tersebut. Dia bilang, proyek ini merupakan realisasi kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Rusia pada 2016 lalu.

"Proyek ini adalah realisasi dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sochi, Rusia pada Mei 2016 dan Alhamdulillah setelah semua permasalahan dapat diselesaikan kedua pihak," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurut Wahid, kerja sama ini sebagai bukti kedekatan hubungan Indonesia dengan Rusia yang pada tahun 2020 kedua negara akan memperingati 70 tahun hubungan diplomatik. Ia berharap, proyek ini rampung tahun 2025.

"Kita berharap proyek ini dapat selesai sebagaimana direncanakan tahun 2025 dan proyek ini menjadi semakin penting sebagai salah satu proyek strategis dan prioritas nasional pemerintah Indonesia," tambahnya.

Mengutip keterangan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kerja sama antara Pertamina dan Rosneft terbentuk di tahun 2017. Pembangunan proyek senilai Rp 211,9 triliun ini sempat tertunda lama karena terkendala pembebasan lahan.

Masalah pembebasan lahan proyek tersebut yang menyentuh lahan warga memang sempat berlangsung alot. Pemerintah melalui BKPM sampai membentuk tim khusus untuk mempercepat penyelesaian masalah di Tuban.

Melansir situs web KPPIP, kilang tersebut ditargetkan beroperasi pada 2024. Rencananya pembangunannya akan menggunakan konfigurasi petrokimia (terintegrasi dengan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama).

Apa kata Pertamina? klik halaman selanjutnya.


Hide Ads