PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) pun memberi penjelasan. Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT KPI, Ifki Sukarya mengatakan, lahan warga yang dibebaskan tersebut untuk pembangunan kilang baru (New Grass Root Refinery and Petrochemical/NGRR).
Dia mengatakan, dengan proyek tersebut maka kapasitas kilang Pertamina bisa meningkat. Sehingga, bisa mengurangi ketergantungan impor bensin dan solat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan membangun New Grass Root Refinery di Tuban, betul, sebagai proyek PSN. Dengan harapan dengan proyek ini, ini kilang baru, jadi kapasitas kilang Pertamina akan meningkat dibandingkan dengan sebelumnya," katanya detikcom, Rabu (17/3/2021).
"Proyek ini sangat penting dalam rangka kita bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap produk BBM khusunya gasoline dan diesel. Dan juga akan menciptakan nilai tambah ekonomi karena kilang minyak ini di integrasikan dengan petrokimia," sambungnya.
Dia mengatakan, lahan yang dibebaskan mencakup sekitar 870 KK. Proyek ini sendiri melintasi tiga desa.
"Tiga desa, Wadung, Desa Kaliuntu, Sumurgeneng," tambahnya.
Soal nilai ganti rugi, pihaknya tak bisa mengungkapkan. Yang pasti, kata dia, ganti rugi ini mengikuti ketentuan pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
"Ini tentunya kami dibantu Konsultan Jasa Penilai Publik jadi mereka independen. Kami tidak mencampuri soal masalah harga tentunya didampingi BPN setempat dan kita juga didukung pemda Kabupaten Tuban untuk masalah harga karena masing-masing akan berbeda," ujarnya.
Dia melanjutkan, proyek ini ditargetkan rampung pada tahun 2026. Kilang tersebut mampu mengolah minyak mentah 300 ribu barel per hari.
"Kalau kita target, tentunya target yang kita sampaikan ke pemerintah. Jadi kalau target yang kita sampaikan ke pemerintah tahun 2026," ujarnya.
"Itu bisa mengolah 300 ribu barel per hari, nanti hasilnya 80 ribu barel gasoline, dieselnya sekitar 100 ribu barel per hari, petrokimia sekitar 3600 kilo ton per annum," terangnya.
(acd/fdl)