Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan dengan diizinkannya swasta termasuk asing untuk menggarap industri pertahanan tidak akan berbahaya bagi negara. Menurutnya investasi swasta pada bisnis pertahanan negara tidak akan mengancam kedaulatan negara.
Dia mengungkapkan selama ini banyak alat pertahanan Indonesia yang bukan diproduksi sendiri, bahkan harus impor dari luar negeri. Meski menggunakan produk dari luar negeri, kedaulatan pertahanan tetap terjaga.
"Coba lihat senjata yang ada di kita sekarang, ada nggak selama ini yang dari luar negeri? Ada kan. Selama ini nggak kenapa-kenapa kan kita. Nilai manfaatnya ini lebih tinggi dari mudharatnya kok," ungkap Trenggono dalam wawancara khusus bersama detikcom, Rabu (21/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lah wong kita selama ini masih beli juga kok dari luar, tapi kan kedaulatan kita nggak dikontrol sama mereka," ujarnya.
Dia mengungkapkan justru dengan hadirnya investasi swasta meski asing sekalipun, dapat memberikan angin segar untuk industri pertahanan dalam negeri. Tujuan investasi salah satunya adalah transfer teknologi.
Investor swasta, menurut Trenggono, bukan cuma membawa dana segar untuk pengembangan industri. Tapi ada juga teknologi yang diterapkan pada industri pertahanan di Indonesia.
"Jadi melihatnya saya pikir harusnya gini, bahwa di situ ada transfer knowledge, transfer teknologi, dan investasi di dalamnya justru bisa bikin negara kita makin kuat di kemudian hari. Di situ ada blending, jadi pemerintah sedemikian rupa kalau memang swasta mau melakukan itu punya kemampuan itu, kita berikan ruang," kata Trenggono.
Dia juga menjelaskan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan tetap memegang kontrol penuh terhadap industri pertahanan. Pihaknya tidak serta merta akan memberikan izin bagi pihak swasta untuk masuk ke industri pertahanan.
Berlanjut ke halaman berikutnya.