Nggak Cuma Mineral, Luhut Beberkan Manfaat Hilirisasi Rumput Laut

Nggak Cuma Mineral, Luhut Beberkan Manfaat Hilirisasi Rumput Laut

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 02 Mar 2024 08:28 WIB
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandajaitan saat menjalani wawancara dengan detikcom di acara Blak-blakan, Kamis (19/7).
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Pemerintah terus memperluas potensi hilirisasi di luar sektor mineral. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hilirisasi rumput laut menjadi salah satu yang dibidik.

Menurutnya nilai perdagangan rumput laut global ditafsir mencapai US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 57 triliun. Dari jumlah tersebut Indonesia berkontribusi sebesar 16% yaitu sekitar US$ 600 juta atau sekitar Rp 9 triliun.

"Nilai perdagangan rumput laut global sendiri mencapai total US$ 3,7 miliar atau Rp 57 triliun. Kontribusi Indonesia ternyata mencapai 16% dari total perdagangan rumput laut global yakni US$ 600 juta atau Rp 9 triliun," kata Luhut dalam akun Instagramnya @luhut.pandjaitan, Jumat (1/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, berdasarkan penelitian dari Prof Shrikumar Suranarayan, Indonesia diberkahi matahari yang bersinar sepanjang tahun. Hal ini berperan menjadikan Indonesia sebagai eksportir rumput laut mentah global terbesar di dunia setelah China.

Tak hanya itu Indonesia juga disebut berpotensi menerima pendapatan yang lebih besar jika mengoptimalkan hilirisasi rumput laut. Pemerintah, kata dia, sudah melakukan upaya hilirisasi rumput laut sejak 2 tahun lalu.

ADVERTISEMENT

"Dan hari ini kami mengeksplorasi potensi kekayaan "emas hijau di lautan" tersebut dengan memulai pilot project 100 Ha di Lombok Timur yang dimulai oleh Sea6 bersama stakeholder lainnya," tulisnya.

Menurutnya setiap 100 hektare budidaya rumput laut skala besar yang dikerjakan akan menghasilkan 10-15 ribu ton produksi rumput laut basah per tahun. Selain itu tenaga kerja lokal yang berjumlah ratusan juga akan terserap di sektor ini.

"Dan sekitar 1 juta liter produksi biostimulan atau pupuk organik yang dapat mencakup 1-2 juta lahan pertanian. Selain biostimulan, hasil panen yang kemudian langsung diolah lewat pabrik nantinya juga mampu memproduksi seperti biofuel, biodegradable plastic, dan bahan pangan bernilai gizi tinggi," paparnya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Luhut menyebut pemerintah akan mengeksplorasi potensi rumput laut, seperti yang sebelumnya dilakukan pada sektor mineral dan batu bara. Program ini, kata dia, akan menjadi fokus pemerintah dalam 5-10 tahun ke depan.

"Sesuai dengan cita-cita Presiden Jokowi yaitu hilirisasi di semua sektor kekayaan alam Indonesia, komoditas rumput laut juga akan kami eksplor potensi industrinya seperti halnya mineral dan batubara. Karenanya, program ini bisa menjadi fokus pemerintah selama 5-10 tahun ke depan," ungkapnya.

Ia menyebut jika pengerjaannya optimal, program ini tidak hanya berkontribusi terhadap upaya menahan laju perubahan iklim, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Serta yang paling penting yaitu mengurangi ketergantungan Indonesia pada sektor pertambangan.

Terbaru pemerintah sudah melakukan hilirisasi di rumput laut seluas 100 hektare di Lombok, dengan menggandeng PT Sea6 Energy dan sejumlah stakeholder lainnya. Luhut menargetkan hilirisasi ini dilakukan di lahan seluas lebih dari 1 juta hektare.

"Karena ini dari jumlah 21 juta km2 laut kita, ya kita harus buat studinya dengan dalam, sehingga kalau nanti kita dapat katakanlah 1,2 juta km2, jadi 5% dari situ saja. Dan nanti kita bagi daerahnya di mana sehingga ada penyebaran yang bagus, tidak terjadi tumpang tindih," pungkasnya.


Hide Ads