-
Rasa bangga menggunakan kereta ringan Indonesia untuk pertama kalinya pada beberapa waktu lalu terkikis oleh sejumlah insiden. Kereta light rail transit (LRT) Sumatera Selatan yang akan menunjang transportasi gelaran pesta olahraga akbar Asian Games 2018 mengalami mogok atau berhenti mendadak untuk ketiga kalinya.
Berhenti beroperasinya kereta LRT itu di tengah perjalanan sontak memberi rasa kaget pada penumpang yang tengah diangkut. Dengan kondisi kereta yang berhenti di atas jalur layang, penumpang terpaksa turun dari kereta secara darurat, dibarengi dengan pakaian penuh keringat hingga ada yang menangis.
Meski telah tiga kali mengalami kejadian serupa dengan faktor yang berbeda-beda, namun hal ini dinilai masih wajar lantaran Indonesia baru pertama kali mengoperasikan moda transportasi ini. Padahal, persiapan yang dilakukan menuju pengoperasian juga tak buru-buru amat lantaran sudah melalui proses uji coba sejak Mei 2018 lalu.
Lantas, benarkah berhentinya kereta merupakan proses wajar pada pengoperasian kereta LRT? Lalu bagaimana hal ini bisa menjadi pelajaran untuk LRT yang ada di kota lainnya? Berikut ulasan selengkapnya:
Kereta LRT Palembang tercatat mengalami mogok hingga tiga kali dalam kurun waktu dua minggu. Berdasarkan catatan detikFinance, kereta LRT made in Madiun, Jawa Timur ini mengalami kendala operasional pertama kalinya saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mensosialisasikan kepada warga untuk naik kereta ini.
Hal tersebut terjadi dua minggu setelah kereta LRT dibuka untuk umum atau tepatnya pada 1 Agustus 2018 lalu. Saat sedang dalam tahap sosialisasi itu atau sekitar pukul 14.20 WIB, kereta LRT mogok untuk pertama kalinya saat akan tiba di stasiun bandara. Bahkan ratusan penumpang tertahan hingga 50 menitan di dalam kereta.
Humas PT Inka, Exiandri BP, menyebut kereta mengalami kendala teknis karena sensor pintu aktif. Jadi, saat dalam posisi sensor aktif, kereta akan berhenti otomatis dan tidak bisa dioperasikan.
"Kendala teknis LRT terjadi pada sensor pintu yang terbaca posisi 'open', sehingga sistem keamanan (failure safe) kereta itu bekerja. Sistem keamanan ini dirancang sebagai keamanan dan mengaktifkan mode 'standby'," kata Exiandri kala itu.
Kejadian naas kedua terjadi setibanya kereta di stasiun bandara SMB, tepatnya pada Jumat (10/8) sekitar pukul 11.30 WIB. Kereta berhenti selama hampir 2 jam atau waktu yang jauh lebih lama dari seharusnya.
Berhentinya 'ular besi' itu disebut-sebut karena persoalan sinyal saat akan berangkat dari stasiun bandara menuju stasiun DJKA. Beruntung, saat itu tak ada penumpang yang sedang diangkut.
Dan kejadian teranyar terjadi saat kereta menuju stasiun Jakabaring pada Minggu malam (12/8) lalu. Bahkan bukan hanya satu kereta yang mogok, tapi juga dua kereta dari arah berlawanan.
Berdasarkan pantauan, kereta mogok 2 km sebelum tiba di Stasiun Jakabaring sekitar pukul 16.30 WIB. Dan ternyata dari stasiun DJKA menuju Stasiun Jakabaring atau dari arah berlawanan, kereta lainnya juga mogok.
Terlihat ratusan penumpang terpaksa berjalan di atas walkway atau jalur evakuasi sejauh 2 km. Penumpang nekat turun lantaran kondisi listrik dan AC di dalam gerbong kereta mati.
"Tiba-tiba keretanya itu berhenti, petugas bilangnya ada sedikit gangguan. Tapi ini sampai 30 menitan dan listrik di dalam mati semua. Banyak yang nangis dan sempat mau ribut sama petugas karena dilarang turun," ujar salah seorang penumpang yang ditemui di lokasi.
PT INKA (Persero) selaku produsen LRT Palembang memberikan penjelasan soal kejadian tersebut. Sekretaris Perusahaan INKA I Ketut Astika mengatakan bahwa berhentinya LRT Palembang kemarin disebabkan karena adanya kabel penghubung aliran listrik yang terlepas.
"Ada salah satu kabel yang berhubungan dengan CDD collect arusnya, kabel lepas yang menghubungkan kereta," kata Ketut saat dikonfirmasi detikFinance.
Oleh karena itu, tim menghentikan seluruh aliran di lintasan LRT Palembang. Setelah seluruh aliran dipastikan mati, maka para penumpang dievakuasi melalui walkway yang ada di sisi lintasan.
"Maka tim crew Len, Waskita, INKA, KAI, tim kita memastikan untuk semua aliran dimatikan dulu. Prosedur keamanan aliran listrik offsemua baru penumpang dievakuasi," tutur Ketut.
Proses evakuasi melalui walkway juga dipastikan aman karena seluruh aliran listrik sudah dipadamkan. Selanjutnya, kereta LRT Palembang ditarik ke depo menggunakan kereta yang disiagakan.
"Prosedur keamanan kami kereta nggak berjalan sendiri, ditarik LRT lain. Setelah penumpang aman dinyalakan listrik kereta dibawa ke depo," ujar Ketut.
"Itu kan belum dipakai (secara resmi). Jadi menurut saya biasa saja," ujar Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat ditanya respons soal mogoknya LRT Palembang.
Menurut Luhut LRT tersebut merupakan barang baru, dan sarana transportasi itu baru pertama kali dibuat oleh Indonesia melalui PT INKA (Persero). Maka dari itu, bila terdapat kekurangan dari proyek LRT ia meminta agar tidak dibesar-besarkan.
"Ya kan diperbaiki, jangan kalau ada barang kita terus ramai, itu kan buatan dalam negeri," lanjut Luhut.
Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan ada beberapa alasan belum sempurnanya pengoperasian kereta LRT, sehingga memang masih diperlukan penyempurnaan dalam beberapa waktu ke depan.
"Nah LRT ini kan pertama kali kita buat kereta api LRT. Dalam proses penerapan dan pembuatan LRT itu ada proses comissioning (uji coba) yang panjang. Comissioning bisa setahun percobaannya, paling cepat tiga bulan," kata Budi ditemui di tempat terpisah.
Di sisi lain, sambungnya, comissioning LRT di Palembang dilakukan percepatan agar bisa dipakai sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018. Dia berharap, masyarakat bisa memahami masa penyesuaian LRT buatan dalam negeri tersebut selama proses penyempurnaan.
"Karena memang (LRT Palembang) waktunya dipaksakan 20 hari berhasil. Saya berharap masyarakat bisa memberikan satu pemahaman, karena semua pihak sudah berusaha untuk waktu pengerjaan dan comissioning yang cepat," ungkap Budi.
Dari ketiga insiden yang terjadi sejak 1 Agustus lalu, Dirjen KAI Kementerian Perhubungan RI, Zulfikri menyebut jika hal itu terjadi tanpa ada kesengajaan. Dia menyebut persoalannya selalu berbeda.
"Beda-beda masalahnya, pertama karena sensor pintu, kedua masalah sinyal dan ketiga karena kabel terputus. Ini menjadi catatan kita semua terutama menjelang Asian Games," katanya.
Zulfikri menyebut mogoknya kereta pada kejadian terakhir karena terputusnya pasokan listrik dari third rail ke body kereta. Di mana kejadian ini baru pertama kali terjadi selama uji operasi.
Saat disinggung soal kurangnya waktu uji coba sehingga menyebabkan kereta beberapa kali mogok, Zulfikri mengaku tak mengetahui soal hal itu. Bahkan dia menyebut kereta LRT buatan PT INKA sudah siap beroperasi.
"Saya tidak tahu soal itu, tapi kereta LRT ini saya rasa sudah sejak awal Maret uji coba. Saya rasa sudah cukup dan sudah tidak ada masalah, kalaupun ada insiden sesekali wajar karena ini LRT pertama di Indonesia. Kita patut bangga dan harus banyak belajar," katanya.
Sementara PPK LRT Kemenhub, Suranto menjelaskan jumlah kereta yang mogok pada kejadian di hari Minggu hanya satu. Mogoknya satu kereta saat melintasi Stasiun Polresta membuat dua kereta lain harus ikut berhenti lantaran arus listrik bertegangan 750 volt dimatikan oleh petugas.
"Kereta rusak hanya satu, tapi akhirnya aliran listrik dipadamkan oleh petugas karena berbahaya. Akibat dari itu, ada dua kereta lagi ikut berhenti beroperasi," kata Suranto.
Direktur Proyek LRT Jakarta Iwan Takwin mengatakan kejadian di LRT Palembang menjadi pelajaran pihaknya untuk memitigasi risiko yang kemungkinan terjadi. Termasuk menjalankan uji coba operasi secara terbatas kepada penumpang.
"Jadi nanti bisa dilihat setelah uji coba operasi nanti, kita bisa review kembali apa yang bisa diperbaiki lagi, supaya nanti pada saat operasi normal, semuanya berjalan lancar. Kita juga belajar dari kasus-kasus di LRT Palembang sehingga bisa jadi pelajaran," katanya kepada detikFinance.
Iwan menjelaskan, pihaknya melakukan semua simulasi dalam proses menuju uji coba. Hal itu dilakukan untuk memastikan kejadian yang tak diharapkan bisa dimitigasi saat uji coba, seperti yang terjadi di Palembang.
"Hari ini pun kita lakukan simulasi lengkap. Tanggap darurat, emergency kita lakukan. Bagaimana merasakan pergerakan kereta, kelancarannya, sistem di dalam kereta dan energizenya," jelasnya.
Uji coba operasi LRT Jakarta sendiri dijadwalkan dimulai pada 15 Agustus 2018 mendatang dan dilaksanakan selama sebulan. Namun setelah uji coba akan ada tahapan-tahapan review dan uji comissioning sebelum akhirnya beroperasi. Hal ini membuat LRT Jakarta tak akan beroperasi saat Asian Games, bahkan baru bisa benar-benar dinikmati penuh secara komersil pada Desember 2018 mendatang.
"LRT Jakarta memang ditargetkan operasi saat Asian Games. Tapi kan memang disyaratkan oleh Kemenhub ada rangkaian tahapan yang harus dilewati," ujar dia.
Iwan menjelaskan, pihaknya akan memastikan hal-hal teknis yang kemungkinan bisa menghambat pengoperasian LRT Jakarta. Termasuk faktor eksternal seperti adanya material-material sisa konstruksi yang tersisa di jalur lintasan kereta.
"Jadi biasanya kan setiap teknologi yang melibatkan power seperti ini kadang ada hal-hal yang tak bisa diantisipasi tiba-tiba. Mungkin faktor eksternal, ada barang-barang konstruksi yang nggak dibersihkan dan nyangkut di kereta atau bagaimana. Nah itu yang kita antisipasi dari awal. Makanya waktu uji dinamis kita sekaligus pastikan jalur bersih dari alat-alat lain," jelas Iwan.