Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan 208 proyek dan 10 program ke dalam proyek strategis nasional (PSN). Estimasi total nilai investasinya mencapai Rp 5.698,5 triliun. Seluruh PSN tersebut ditargetkan rampung 2024.
Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo menjelaskan bahwa pihaknya mendorong agar proyek-proyek yang belum selesai dapat dirampungkan sebelum berakhirnya 2024.
"Karena Bapak Presiden menginginkan semua proyek PSN dan program PSN ini bisa semaksimal mungkin diselesaikan sebelum tahun 2024," katanya dalam acara Akselerasi Pelaksanaan PSN untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pasca Pandemi, Rabu (15/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangannya adalah bagaimana menyelesaikan proyek yang masih dalam tahap konstruksi sebelum 2024. Tak hanya itu, proyek yang masih dalam tahap transaksi maupun penyiapan juga menjadi pekerjaan rumah.
KPPIP mendorong proyek yang masih tahap transaksi dan penyiapan untuk lanjut ke tahap pengikatan kontrak baik melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), maupun dengan APBN.
Lihat juga video 'Deretan Proyek Infrastruktur Jokowi yang Mandek Gegara Corona':
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Swasta Dilibatkan
Dia menekankan pentingnya mendorong keterlibatan swasta dalam hal pendanaan pembangunan PSN, entah dengan KPBU maupun pola kerja sama lainnya antara pemerintah dan badan usaha.
"Nah tantangan kita dalam beberapa tahun ke depan adalah mendorong semua proyek yang transaksi dan proyek yang masih dalam tahap penyiapan masuk semua ke tahap konstruksi, syukur-syukur bisa selesai konstruksinya sebelum 2024. Tapi kalau belum selesai paling tidak sudah terjamin pembiayaannya seperti apa," jelasnya.
Untuk membangun 208 proyek dan 10 program PSN, Wahyu menjelaskan kontribusi swasta diharapkan mencapai 69%, APBN/APBD 11%, BUMN dan BUMD sebesar 20%.
"Kontribusi dari swasta kita harapkan cukup besar itu sekitar 69%, kemudian APBN dan BUMN-BUMD juga kita harapkan masih bisa berkontribusi pada kisaran 11% dan 20% dari total kebutuhan investasi," tambahnya.
(toy/ara)