Hujan dengan intensitas yang tinggi mengguyur Jakarta selama beberapa waktu terakhir. Sebagai wilayah bercap langganan banjir, beberapa wilayah pun langsung terendam seiring dengan hujan yang mengguyur.
Pemerintah sendiri sebetulnya tidak tinggal diam dalam mengantisipasi potensi banjir ini. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian PUPR sendiri sudah menyiapkan berbagai strategi untuk meminimalisir dampak banjir. Bukan cuma di Jakarta, namun di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko menjelaskan salah satu yang sudah dilakukan pihaknya sebelum musim penghujan datang adalah menyiapkan dan mengoptimalisasi pengoperasian infrastuktur tampungan air di berbagai daerah. Dia merinci optimalisasi sudah dilakukan di 107 danau, 215 bendungan, 3.464 embung, 332 situ dan 10 kolam retensi untuk mengendalikan volume air yang masuk ke sungai.
Selain infrastruktur tampungan air, Jarot juga mengatakan pihaknya sudah mengoptimalisasi infrastruktur seperti tanggul pantai, sabo dam, pompa pengendali banjir, dan juga tunnel pengendali banjir.
"Kami juga melakukan peningkatan kewaspadaan dan inventarisasi alat berat sebagai tambahan untuk mencegah dan menanggulangi bencana banjir," ujar Jarot dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR, Senin (10/10/2022).
Jarot juga mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai ataupun Balai Wilayah Sungai (BBWS/BWS) di berbagai daerah yang memiliki potensi bencana banjir untuk menyiapkan penanggulangan banjir.
Pihaknya pun berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memperoleh data prediksi banjir, peta prakiraan potensi banjir dan pemutakhiran peta kejadian banjir.
Di sisi lain, Jarot menyebutkan pihaknya sudah membekali diri dengan sebuah operation room yang dapat mengetahui elevasi air yang nantinya dapat menentukan seberapa besar jumlah air yang bisa ditampung di suatu bendungan untuk mengurangi potensi banjir di wilayah hilir.
"Saat ini kami sudah mempunyai Operation Room sehingga saat ini kami dapat memonitor kurang lebih 46 bendungan secara realtime kondisi bendungan ataupun tinggi elevasi air sehingga kami dapat bertindak lebih cepat lagi untuk mengurangi potensi banjir di wilayah hilir " jelas Jarot.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(hal/dna)