Ketiga, dia juga menggambarkan seperti reksa dana biasa dan reksa dana syariah. Perbedaannya itu dalam perusahaan-perusahaan yang terdaftar. Kalau reksa dana syariah tidak diperbolehkan menanam saham ke perusahaan dengan produk haram, seperti minuman keras.
Perbedaan keempat, bank syariah dan konvensional yakni, kalau di syariah ada 'Insyaallah' dalam proses transaksinya, sedangkan konvensional tidak ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka kalau mau naruh deposito ada pertanyaan 'bakal dapet berapa?' Dijawab insyaallah 5%, kalau konvesnsional 'berapa bunganya?' Dijawab 5% sebelum terima 5% meninggal jadi nggak terima juga 5%," imbuh dia.
Iggi mengatakan bisnis syariah ini sesungguhnya bukan hanya tren di Indonesia tetapi juga di dunia. Dia mengungkap berdasarkan data dari State of the Global Islamic Economy pada 2019, konsumsi muslim global di sektor industri halal sudah mencapai US$ 2 triliun atau tumbuh 3,2%.
Kemudian, saat yang sama tadi keuangan syariahnya juga tumbuh mencapai US$ 2,8 triliun, naik 14% dari tahun sebelumnya.
"Ke depannya gara-gara COVID-19 tetap di diperkirakan tumbuh walaupun sekitar 2%," tutup Iggi.
(ara/ara)