Uang koin Rp 100 memang kecil nilainya. Hal itu mungkin membuat keberadaannya tak jarang disepelekan. Anda mungkin pernah sesekali melihat uang recehan tersebut tergeletak di jalan berbaur dengan sampah-sampah jalanan.
Lantas apa yang bikin orang malas pegang uang receh Rp 100?
1. Menyimpannya Repot
Nominalnya yang kecil dan berbentuk koin mungkin Rp 100 merepotkan untuk disimpan di dompet maupun di saku celana, sehingga tak jarang diletakkan sembarangan. Setidaknya dibutuhkan 10 koin agar uang recehan tersebut bernilai sama dengan Rp 1.000. Tentu akan memenuhi dompet.
Menurut Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho, alasan di atas bisa saja menjadi penyebab uang koin Rp 100 kurang dihargai.
"Mungkin banget (repot menyimpannya), aku sendiri juga ngerasain begitu tiap habis belanja dapat uang receh banyak kan, itu jadi menuh-menuhin dompet, dompetnya tebal isinya recehan Rp 100 perak nggak keren banget kan rasanya," katanya kepada detikcom, Senin (8/11/2021).
2. Jarang Digunakan Bertransaksi
Terlebih rasanya sudah tidak ada lagi barang-barang yang harganya ratusan rupiah sehingga tidak dibutuhkan pecahan Rp 100. Alhasil orang mengabaikan keberadaan uang receh tersebut.
"Ini kan kita apalagi di Jakarta misalnya mau beli sesuatu barang yang harganya Rp 100 itu bisa dibilang sudah nggak ada kan ya," sebutnya.
Menurut Andi seseorang kerap mendapatkan uang receh pecahan Rp 100 saat berbelanja di toko serba ada (convenience store) atau minimarket. Uang tersebut jarang dipakai kembali untuk berbelanja.
(toy/fdl)