Pernah ada statement dari pak Deputi mengatakan tidak ada injeksi dari pemerintah. Coba kita pikir prosedurnya kalau semua paham tentang prosedur makro penyusunan APBN yang namanya PMN itu akan masuk ke APBN itu hari ini masuk paling cepat baru tahun depan. Jadi kalau solusinya hanya mengandalkan dari situ malah nggak ada solusi. Itu nanti belum tentu kalau lulus ke Banggar (DPR RI). Pemerintah melakukan upaya lain yang lebih cepat tapi kuncinya pemerintah melakukan upaya lain yang lebih cepat ya inisiatif-inisiatif ini. Tadi sudah saya sampaikan ada sinergi BUMN, strategis partner itu semua corporate action, penjelasannya dari situ aja.
Ada pesan khusus dari Bu Rini untuk Jiwasraya?
Kaya saya me-restructure perusahaan ini, saya turn around strategi perusahaan ini dengan transformasi. Saya remodelling bisnis makanya saya tadi cerita tentang bisnis kita selama empat tahun ini didominasi oleh premi yang kurang sehat karena premi sifatnya utang bentuknya produk seperti mirip banking yang sebenarnya nggak terlalu jadi daging, yang saya maksud jadi daging itu profitability. Itu saya remodelling ke arah yang Unit Link. Saya mengeskpos produk yang sifatnya proteksi, produk digitalkan biar massal orang mudah akses kemudian corporate kita b to b supaya kita bisa jual lebih banyak rider terhadap captive market itu market penetration sambil gali volume yang lebih dari partner saya.
Secara business process kita perbaiki business process ya itu efisiensi yang luar biasa dan cepat. Kita perbaiki policy-nya, arahannya, profil risikonya saya restructure, tadinya very high saya bikin high saja ya dengan komposisi portofolio yang sehat tidak spekulatif. Kemudian berikutnya saya memperbaiki jalur distribusi, kalau tadi keagenanan tidak produktif kita punya 7.000 agen sebenarnya nanti kita tingkatkan lebih dan kita per 1 Januari kita launch sistem keagenan yang mendorong produktivitas karena ada sistem ranking. Jadi makin banyak dia makin kaya jatahnya. Jadi tidak ada struktural lagi.
Kalau kemarin pemimpin cabang produksi nggak produksi digaji, cukup tinggi gajinya. Sekarang kita bikin kombinasi sama variabel dan itu akan mendorong produksi di-delivery di keagenan di korporasi juga di digital juga. Kemudian kita juga dibantu pemegang saham. Kita memang punya spirit yang sama sinergi BUMN selalu ada logonya Sinergi BUMN kita wujudkan bersama-sama. Jiwasraya satu-satunya life insurance milik pemerintah. Saya merasa mendapat dukungan dari semua, paling tidak jadi pilihan kalau sesama BUMN kantong kiri kantong kanan BUMN semua.
Jadi saya kok, ya memang kita menghadapi masa sulit tapi kalau semua semangatnya mendukung ada solusinya kok. Tapi sebaliknya kalau semua kepentingan jangka pendek ya sudah, saya sih nothing to lose tapi kalau saya menoleh ke belakang ada 69.979 pensiunan dan setiap bulan nunggu uang dari Jiwasraya. Kalau itu saya tambah anak satu istrinya satu jadi 210.000 orang yang setiap bulan mengharapkan uang dari Jiwasraya.
Ada 4.800.000 peserta calon pensiunan yang berasal dari kelolaan BUMN BUMD dan swasta. jadi total ada 7 juta lebih peserta belum termasuk keluarganya mengharap uang dari situ. Jadi kalau kita gagal mentrasnformasi gagal menghidupkan Jiwasraya itu sosial impact-nya besar sekali. Mungkin yang lain tidak seperti ini karena customer base kita yang tapi kalau saya boleh memohon kepada semua pihak kita berpikir untuk for the sake of the country ya. Kalau bicara pensiunan di bank rata-rata di bawah Rp 2 juta, artinya tuh uang untuk makan bukan untuk foya-foya. Itu sebenarnya yang memberi penyemangat lah kalau di level saya ya itu ibaratnya kita bekerja sambil beramal buat orang lain. Kalau cari uang bukan di sini.
Kalau lihat timnya itu di sini ada 1.200 pekerja bersama keluarganya, ada agen 7.000, ya belum sama keluarganya menggantungkan hidup. Itu ada hal-hal non teknikal yang selalu mendorong kita selalu bekerja mendapatkan solusi. Tapi kalau ada pihak yang mengambil keuntungan ya palng tidak itu memperlambat apa yang kita lakukan akhirnya ya merugikan semua.
Saya terinspirasi juga, ketika saya satelit ya non engineering aspect. Saya baru merasa merah putih ada di situ ketika saya bernegosiasi dengan negara lain itu menginspirasi saya. Kalau saya bisa melakukan ini lagi asal ada dukungan semua pihak. Dulu didukung semua pihak yang tadinya menentang menjadi mengerti dan perusahaan ini sudah tidak lagi dilihat mikro perusahaan ini sudah dengan stakeholder, kalau nggak Kementerian BUMN nggak akan ngomong.
Saya terima kasih bank partner sudah mengangkat ini menjadi persoalan bersama. Kalau awalnya tuding-tudingan kan, sekarang sudah tidak. Pertemuan terakhir dibuka, ini permasalahan bersama, ini co-handling di-handle berdua dan bahkan pintunya dari bank. Ini nasabahnya dengan small group atau one on one. Jadi ini masalah bersama, kenapa? Karena nasabah-nasabahya small portion dari uang dia, nasabah-nasabah wealth management. Jadi banknya menyadari wah ini nggak boleh lepas nih.
Jadi mereka juga memahami kalau solusinya itu butuh waktu, artinya nasabah ya harus tenang aja. Memang kalau memaksa harus bayar hari ini jujur saya akui tidak bisa. Sya harus jujur ini semua tuntut bayar pokoknha. Saya sih senang kalau bisa bayar, jadi tidak ada niat kami untuk tidak membayar, tidak ada niat kami untuk mempersulit. Justru saya bekerja untuk pemegang polis.
Saya sudah paparkan ke pemegang saham bagaimana roadmap-nya ke depan, jadi tapi mohon maaf strategi detail nggak bisa saya umbar karena di luar ada kompetitor juga.
Mau konfirmasi lagi berarti mulai 3-4 tahun lalu JS Saving Plan sudah terasa?
3-4 tahun lalu produk ini dianggap sebagai solusi untuk menutup kebutuhan likuiditas. Peminatnya banyak akhirnya eksposurnya besar. Dulu bunga awal sempat ada 10%. Sekarang 7% nett tapi kita sudah tidak produksi lagi sudah tutup kecuali untuk roll over. Nanti akan kita buat produk baru yang lebih sehat.
Jadi kita sadari sangat berat kalau mindset-nya seperti itu mungkin pernah dengar Mickey Mouse, kan tikus kecil tapi pernah pakai jaket yang gede kelihatan gagah kan. Ini sama ke balance sheet sangat besar tapi ke profitability sangat kecil. Jadi kalau saya bicara capital allocation ngapain beli sesuatu yang gede tapi tidak menghasilkan. Makanya tadi salah satu strateginya remodelling bisnis kita review semua produk dan pilih produk andalan. Kita fokus pada produk itu dan itupun kita pilah produk yang simple yang bisa massal sama produk yang perlu agen karena perlu meyakinkan orang karena proses proteksi, cover bisa berhari-hari itu nggak bisa digantikan mesin.
Itu yang organik, ada yang dari corporate action ada dukungan dari Kementerian (BUMN) dan stakeholder lain. Mungkin banyak orang bertanya dari mana uangnya datang? Ya dari upaya-upaya itu. Organik sekaligus bisnisnya jadi terima dari yang masuk kemudian ada partnership tadi properti yang saya kerja samakan dengan pihak ketiga itu juga membuat cashflow ada sinergi BUMN. Sinergi BUMN kita kerja sama dengan BUMN b to b dibukakan pintu oleh mereka. Kita punya grup di sini saya bisa komunikasi dengan semua ibarat keluarga ada yang susah dibantu. (ara/ang)