Kondisi ekonomi seperti ini ada memang siklus tahunan?
Sebenarnya ada siklusnya, cuma ini sekarang tidak bisa dilihat.. Kalau dulu itu begini, jika masalahnya belum struktural itu bisa terjadi siklus. Misalnya investasi slow down karena sekarang kapasitas produksinya masih longgar, sehingga investasi diturunin. Sampai beberapa tahun kemudian, jika sudah tepat kapasitas yang ada dinaikin dan orang investasi lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau digali saja lalu diekspor, misalnya nikel langsung diekspor nilainya tidak seberapa, kalau diproses awal saja sudah naik besar harganya, nanti diproses lagi jadi barang apa naiknya lebih besar, inikan butuh waktu. Arah kita ini sudah benar. Memang prosesnya agak lebih panjang jadi mungkin sekarang ini ekonomi agak stagnan tapi akan nanti naik pelan-pelan.
Butuh waktu berapa lama biasanya untuk kembali naik?
Begini, butuh structural reform kalau di AS dia hajar memberikan injeksi segala macam ke perekonomian, tapi investornya masih belum mau investasi dan mungkin ada masalah lain. Mau injeksi seperti apa, uangnya tidak akan terserap di ekonominya.
Kemudian AS dan Eropa kerap kali keluar masuk ke emerging market karena mau dapat return yang tinggi, pilihan mereka di sana. Jadi mereka (AS dan Eropa) walaupun pemerintahnya sudah genjot tetap saja recovery tapi lambat. Mereka itu recovery ada U shape jadi membentuk huruf U, V shape, W shape ada yang L shape kalo struktur jadi memang butuh restrukturing yang besar. Ini butuh baru nanti kita mulai naik pelan-pelan.
Kalau Indonesia pernah pakai pola recovery yang mana?
V Shape, kita dulu waktu krisis moneter 98 itu turun banget minus 13 besoknya cepat naik
Apa penyebabnya?
Waktu krisis moneter di satu sisi memang ada yang dirugikan tapi ada yang diuntungkan. Karena krisis 97-98 orang yang pegang dolar AS dulu untungnya luar biasa. Tapi orang yang pegang rupiah ada juga yang naiknya luar biasa. Deposito dulu bunganya 60% kan inflasinya tinggi. Lalu banyak Orang kaya baru (OKB) dan teeeng naik (pertumbuhannya). Pada waktu itu ada komoditi booming juga dan makanya cepat naiknya.
Kelompok 20% teratas dia menguasai pangsa ekonominya gede, jadi mereka bergerak ekonomi bisa bergerak semua. Sekarang suka dilematis, dia tumbuh cepat tapi pemerataanya bisa terbengkalai gitu karena tumbuh cepat untuk motornya ini di atas dan gapnya yang gede.
Strateginya kan pertumbuhan dulu, baru masuk stabilisasi kemudian pemerataan seperti itu biasanya. Kita sudah tumbuh cepat waktu itu, terus mulai stabil di level 6%an. Sambil memperkecil pemerataan, program subsidi banyak jalan waktu itu BBM, ternyata waktu itu subsidinya kan tidak tepat sasaran.
Jadi banyak yang tidak layak dapat tapi dia dapat. Akhirnya kan jadi ada masalah. Tapi memang Gini koefisiennya mengecil akhirnya pertumbuhan kita tidak bisa cepat lagi, apalagi komoditi booming sudah habis.
Kita butuh new growth, sumber pertumbuhan baru, sekarang harus cari pertumbuhan baru tidak mengandalkan komoditi lagi. Makanya ekspor kita juga harus yang ke processing, jadi lebih ke natural resources base industri jadi CPO diolah, B30 kan itu bagus banget. Terus juga hilirisasi, nikel yang di morowali menciptakan lithium untuk baterai kan listrik kendaraan atau apa kan membutuhkan baterai. Itu kan butuh waktu nggak bisa langsung cepat apalagi kita butuh investasi. Kami BI konfidens karena kami lihat tracknya, arahnya sudah benar.