Apalagi yang kritikal untuk diselesaikan saat ini?
20% itu , KCIC ini karena project kami EPC ya, sub sistem, signaling kaya plug and play, dari pihak China membawa semua teknologi kereta api cepat ke Indonesia jadi semua sistem, integrasinya jadi satu. Jadi kita memang kecil untuk progres penilaian progres terhadap sub sistem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang masih tersisa banyak itu adalah progres fisik terkait dengan beberapa hal misal ini kan beberapa titik, kita belum erection box girder, belum kita erection karena memang kemarin kendala terkait relokasi SUTT PLN, sekarang hampir semua sudah selesai.
Untuk pier?
Iya untuk pier. Kemudian kemarin kita harus melewati jalan tol, crossing jalan tol di kilometer DK 1.135, kilometer 145 kalau jalan tol, itu yang membutuhkan waktu sekitar 2 minggu agar proses ini tidak mengganggu jalan tol di bawah, karena kan jalan tol itu aktif.
Kalau di samping sih nggak ada masalah, kita nggak pernah ada treatment khusus. Karena memang teknologi erection box girder kita pakai teknologi yang namanya launcher girder dan transformer atau transporter. Ini sangat efektif karena memang, bayangkan box girder seberat 700 sampai 900 ton itu diangkat dari casting yard dari tempat produksi, kemudian diangkat ke atas, ke titik dimana kita akan erection itu tidak membutuhkan traffic yang macem-macem, sangat silence.
Di Indonesia baru, alhamdullilah tidak pernah melihat bahwa ada gangguan lalu lintas di bawahnya. Mungkin kita pernah dulu mendapatkan pengalaman pada saat jalan tol elevated dengan mobile crane kan artinya kalau satu box girder dinaikkan kan bisa ditutup jalan tol itu sehingga membuat kemacetan. Kalau di teknologi kereta api cepat konstruksinya tidak mengganggu.
Proyek ini disebut sulit mendapatkan pengembalian investasi? Kemarin sempat disebut butuh 40 tahun, jadi sisa 10 tahun lagi dari masa konsensi?
Kita kan nggak bisa ngomong secara angka, karena memang angka itu masih dilakukan review kembali. Jadi dulu, dengan forecast itu pada saat penyusunan FS, itu memang di angka yang optimis karena belum ada COVID.
Kemudian setelah ada COVID kami memanggil, meminta bantuan temen-temen dari Polar UI untuk membuat rekomendasi demand forecast yang baru. Kita tahu Polar UI sangat berpengaruh di dalam bidang tersebut, dan selama ini menjadi tim ahli dari Jasa Marga dan PUPR untuk melakukan demand forecast jalan tol.
Sementara, kami sebenarnya di kereta api cepat ini kan meng-grab mereka yang menggunakan jalan tol, agar traffic di jalan tol, kan kita juga nggak tahu 5 tahun ke depan seperti apa, sekarang begitu COVID mereda, kita ke Bandung bisa 3 jam, apalagi ke Karawang titik-titik macetnya sedemikian banyak apalagi kalau sore. Artinya, kita ingin mengambil mereka pemerjalan jalan tol, bisa beralih ke kereta cepat, kemudian juga mungkin pengguna jasa yang lain yang menggunakan shuttle bus, menggunakan mobil pribadi, bisa beralih ke jalan tol.
Ada penurunan ridership dari sekitar 60 ribu menjadi 29 ribu per hari. Tentunya itu akan mempengaruhi bagaimana tingkat pengembalian investasi.
Dan kita coba lakukan simulasi, kemudian ada penambahan biaya akibat cost overrun, berapapun nanti yang diputuskan oleh Komite Kereta Cepat, kalau BPKP kan hanya membantu sifatnya, itu kan akan memberikan dampak kepada pengembalian investasi.
Namun, sepanjang hitungan di atas kertas, dan kami juga meyakinkan bahwa temen-temen yang membantu kami punya kredibilitas, kompetensi untuk itu kami harus yakin juga. Tentunya pengembalian investasi 40 tahun itu saya pikir, ya untuk investasi infrastruktur seperti kereta cepat, jalan tol ya wajar sih. MRT saya denger juga 40 tahun. Jadi memang tingkat pengembalian, baik kereta api cepat, maupun kereta api bandara ya memang lama.
Karena saya pikir membangun kereta api itu tidak sekadar melakukan investasi tapi bagaimana kita ini mengubah peradaban.
Ada kesangsian traffic yang di-grab di situ tidak cukup untuk kereta cepat?
Saya pikir ya, Bapak Presiden, Bapak Jokowi meminta KCIC, shareholder kita untuk membangun kereta api cepat karena punya satu visi yang jelas dan jangka panjang. Jadi nggak mungkin kita berpikir bahwa investasi kereta api cepat untuk tahun ini saja. Karena investasi kereta api cepat infrastrukturnya untuk 100 tahun. Bisa kita bayangkan, apalagi kalau secara skala ekonomi nanti akan ada pembangunan kereta api cepat selanjutnya dari Bandung ke Surabaya.
Saya yakin sih pasti moda transportasi yang lain ya minggir apalagi kalau sampai Surabaya. Untuk Bandung ya kita harapkan bener-bener terjadi bagaimana penumpang jalan tol bisa melakukan shifting menggunakan kereta cepat. Karena memang saya pikir keunggulan banyak. Di samping, ke depan pasti orang pengin cepat, di samping itu juga masalah polusi, masalah lingkungan menjadi positifnya kereta api cepat.
Pendapatan KCIC paling banyak dari mana?
Jadi salah satu masalah pengembalian investasi itu karena memang salah satunya karena pendapatan dari TOD sementara kita postpone. Kita fokus kepada konstruksi untuk transportasinya sendiri.
Saat ini di dalam review FS kita hanya memasukkan revenue dari sisi tarif dan non farebox. Non farebox ini banyak sekali potensi, saat ini sudah puluhan bahkan ratusan perusahaan yang akan melakukan kerjasama dengan kita. Bahkan meminta, 'Pak tolong Stasiun Halim namanya menjadi stasiun perusahaan kami'. Jadi name rights saat ini pendapatan. Paling besar sih nggak, tapi relatif sih OK.
Bahkan begitu Stasiun Walini kita postpone kemarin karena beberapa alasan, salah satunya juga karena masalah pembiayaan, kemudian kita relokasi ke Stasiun Padalarang, ada beberapa investor yang menawarkan kerjasama dengan kami itu, mereka yang akan membangun stasiunnya. KCIC sudah yang penting kereta nanti dihentikan di Stasiun Walini, kami yang membangun stasiun Walini, kami yang melakukan konstruksi, nanti kita serahkan ke KCIC.
Tapi memungkinkan itu dilakukan?
Sementara sih baru tahap pembahasan, kan kami juga harus diskusi dengan shareholder dan yang lain-lain. Tapi tawaran itu ada. Artinya, menurut beberapa pengusaha ya memang ya menarik.
Siapa?
Adalah, pokoknya ada. Saya sudah ketemu beberapa investor.
Untuk empat stasiun?
Sementara mereka maunya kerjasama yang Walini. Kalau untuk stasiun yang lain banyak, pengin pasang fiber optic, iklan, apalagi kalau ritel, hotel, rumah sakit. Halim ini kan benar-benar strategis. Kita punya banyak akses, ke arah Kalimalang, tol, LRT station. Sementara Halim bener-bener di junction. Secara properti kita akan kembangkan Halim ini, tapi dalam pengembangan yang terbatas, tidak TOD. Kalau TOD kan masif sekali 200-260 ha. Kita belum punya dana untuk pembebasan lahannya.
Jadi kita coba fokuskan pengembangan properti yang mendukung pelayanan stasiun. Halim ini lahan sudah kita sewa untuk 50 tahun. Kita sekarang punya 2,5 ha untuk pengembangan properti. Itu banyak yang ingin membangun rumah sakit, hotel, kondomonium. Kita tetap prioritaskan yang memang mendukung pelayanan kereta api cepat.
Naming rights untuk empat stasiun akan ditawarkan?
Kami masih mengkaji, jadi non farebox ini kami diskusi beberapa konsultan, tapi memang sekarang yang lagi hot memang itu karena semua orang nama stasiun kereta api cepat itu nama perusahaan mereka, atau nama brand mereka.
Yang mana yang paling diinginkan dari empat ini?
Yang pasti Halim.
Kemarin sempat disinggung kereta cepat akan diresmikan barengan Presiden China Xi Jinping lewat Zoom?
Kalau itu sih konteksnya adalah G20 Meeting di November nanti. Jadi bukan peresmian sih, lebih tepatnya uji coba dinamic test. Jadi mungkin salah satu option untuk showcase yang ditawarkan ke G20 Meeting dari kereta api cepat adalah bagaimana Bapak Presiden dengan Presiden Xi Jinping, bisa mencoba melakukan tinjauan ke Stasiun Tegalluar, progresnya seperti apa sambil mencoba keretanya.
Ketika G20 sudah bisa jalan?
Sudah bisa jalan, tapi kan belum beroperasi full. Jadi hanya terbatas antara Stasiun Tegalluar dengan Padalarang, atau mungkin di tengah-tengahnya.
September?
November. Jadi saat ini 11 trainset sudah hampir jadi semua. Sudah 9 yang 100% jadi, termasuk CIT-CIT kereta inspeksi di dalamnya banyak sekali teknologi canggih. Mungkin kita akan tawarkan beliau menggunakan CIT tersebut sambil melihat bagaimana kecanggihan kereta api inspeksi kita, yang notabenenya satu rangkaian.
Kalau untuk yang zoom?
Kan investasi China di Indonesia kan banyak, investasi negara-negara anggota G20 meeting di Indonesia juga mungkin ada beberapa. Mungkin maksudnya itu. Jadi ada beberapa hal secara zoom akan diresmikan sekaligus.
Yang juga jadi concern selama proyek kereta cepat soal tenaga kerja asing. Bagaimana dampaknya proyek ini ke warga sekitar?
Saya sering mendapat pertanyaan ini, dan menurut saya agak aneh juga. Setiap kali sudah saya jelasnya pertanyaannya masih-masih itu saja. Jadi saya tegaskan, penyerapan tenaga lokal kita itu sangat tinggi. Jadi 15 ribuan, itu hanya sekitar 1.800 tenaga dari luar negeri atau dari China. Itu pun bertahap turun. Sekarang sudah banyak yang kita kembalikan. Karena proses transfer teknologi knowledge terjadi di kereta cepat. Dulunya, operator-operator alat berat, alat produksi itu di-operate oleh temen-temen dari China. Begitu transfer teknologi terjadi sekarang diserahkan ke temen-temen pekerja lokal. Jadi perbandingannya 1 banding 7. Padahal dulu rencana 1 banding 4. Artinya kan ada optimalisasi tenaga lokal di kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Sekarang jumlah tenaga kerja asing?
Ya mungkin tinggal 1.500-an lah. Pokoknya 1 banding 7.
Semua dari China?
China, terutama untuk manajerial dan engineering supervisi. Tapi untuk operator semuanya hampir orang lokal. Temen-temen kita yang ada di sekitaran lokasi proyek. Termasuk, WIKA dengan beberapa mitranya.
Optimistis Juni 2023 kereta cepat operasi secara komersil?
Insyaallah kita maksimalkan semua sumber daya yang ada di kami bagaimana merealisasikan apa yang menjadi harapan dan target Bapak Presiden.
Nggak bakal molor lagi?
Mestinya tidak, harus optimis, kalaupun misal molor lagi pasti ada kejadian yang tidak bisa kita hindari.
Uji coba kapan?
November tadi.
Kalau untuk masyarakat ada uji coba, gratis gitu?
Ya pasti menjelang COD, kalau di November masih sifatnya teknikal sebelum kita melakukan operasi, dalam proses sertifikasi.
(acd/eds)