Penghentian sementara proyek tersebut dilakukan setelah dua bulan pemenangan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dari PM sebelumnya yaitu Najib Razak. Penangguhan dilakukan saat Malaysia berusaha menegosiasikan kembali kesepakatan dengan China.
Pada awal Juli lalu Malaysia memberikan alasan pada China bahwa penghentian proyek tersebut terlalu mahal. Pada Juli lalu pihak Malaysia sudah berupaya untuk mengunjungi China untuk segera menegosiasikan kembali syarat-syarat kesepakatan soal proyek ECRL. Pasalnya harga dari proyek tersebut hampir 50% lebih tinggi dari perkiraan di bawah pemerintah sebelumnya.
Setelah Juli beredar informasi negosiasi, selang satu bulan kemudian pada 21 Agusus Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, akhirnya secara resmi menghentikan pembangunan megaproyek yang sedianya akan dibiayai dari pinjaman China.