Emiten Nikel Cetak Laba Bersih Rp 1,4 T, Ini Penopangnya

- detikFinance
Rabu, 03 Mei 2023 10:57 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

PT Trimegah Bangun Persada Tbk dan entitas anak Harita Nickel (NCKL), perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel terintegrasi yang memiliki kemampuan hulu dan hilir di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, mengumumkan pendapatan di kuartal pertama tahun 2023 naik sebesar 74,6% menjadi Rp 4,8 triliun dibandingkan dengan Rp 2,7 triliun di kuartal pertama tahun 2022.

Sementara, laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 1,4 triliun dalam periode yang sama. Dalam mendukung program pemerintah untuk memajukan industri nikel dari hulu ke hilir, NCKL akan terus melakukan investasi dan pembangunan fasilitas produksi yang dapat meningkatkan volume dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan.

Perseroan juga akan terus menjaga posisi keuangan yang sehat dan kuat untuk mengantisipasi kebutuhan modal kerja ke depan. Emiten yang telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 April 2023 lalu ini akan terus bekerja sama dengan para mitra yang dapat melakukan transfer teknologi dan membantu dalam meningkatkan keterampilan sumber daya manusia yang ada di Perseroan.

Untuk segmen penambangan nikel, setelah dilakukan eliminasi, pendapatan NCKL naik sebesar 71,3% menjadi Rp 912,8 miliar dari Rp 532,9 miliar, sedangkan untuk segmen pengolahan nikel, pendapatan Perseroan naik sebesar 75,4% menjadi Rp 3,9 triliun dari Rp 2,2 triliun di kuartal pertama tahun 2022.

Peningkatan pendapatan NCKL terjadi sebagian besar karena adanya peningkatan volume dan lini produksi di Perseroan dan entitas anak. Pada kuartal pertama tahun 2023, Perseroan mencatatkan kenaikan laba bruto sebesar 13,6%, menjadi Rp 1,6 triliun dari Rp1,4 triliun di kuartal pertama tahun 2022.

Marjin laba bruto turun menjadi 32,7% , sedangkan rasio biaya operasi ke pendapatan tetap sebesar 4,2% dikarenakan penurunan harga batubara dan penurunan harga BBM dibanding kuartal pertama tahun 2022.

Laba periode berjalan sebesar Rp 1,5 triliun, turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,6 triliun. Penurunan laba dikarenakan melemahnya harga nikel, kobalt, serta menguatnya Rupiah di kuartal pertama tahun 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.




(dna/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork