Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia mendapatkan harga yang murah waktu mau melakukan akuisisi saham PT Freeport Indonesia. Akhir 2018 lalu Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas Freeport dengan total saham 51%
Di depan para bos-bos perusahaan dalam gelaran Kompas 100 CEO Forum, Jokowi memaparkan nilai pasar Freeport saat diakuisisi Indonesia hanya US$ 3,9 miliar. Nah saat ini nilainya sudah melonjak menjadi US$ 34 miliar.
"Yang kita seneng kita beli saat harganya murah. Seingat saya berapa? US$ 3,9 billion waktu itu. Sekarang market value-nya berapa Pak Tony? US$ 34 miliar? Naik terus, US$ 34 miliar coba," ungkap Jokowi dalam gelaran yang disiarkan langsung dari IKN, Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2024).
Bukan cuma harganya yang jauh lebih murah daripada sekarang, Jokowi juga mengatakan utang yang digunakan sebagai modal untuk membeli Freeport kini pun sudah lunas. Artinya akuisisi Freeport saat ini bisa dibilang sudah balik modal.
Sebagai informasi, di 2018 lalu Inalum sebagai BUMN yang ditugaskan melakukan transaksi dengan Freeport menerbitkan obligasi global senilai US$ 4 miliar, obligasi ini yang disebut Jokowi sebagai utang yang sudah lunas.
"Yang kita beli 3 tahun yg lalu sekarang sudah lunas. Tahun ini lunas Pak Tony ya? Lunas," beber Jokowi.
Eks Gubernur DKI Jakarta menggarisbawahi strategi akuisisi Freeport yang dilakukan tanpa menggunakan uang APBN. Menurutnya sayang sekali cara-cara kreatif seperti ini tidak bisa diterapkan sejak dahulu.
"Dan belinya nggak pake duit kita. Itu yang pinter, pinter-pinter banget kita itu sebetulnya tapi kenapa ga dilakukan 50 tahun yang lalu," ungkap Jokowi.
Simak: Jokowi Ungkap Penambahan Saham 10% di Freeport Masih Negosiasi
(hal/das)