BPTJ Kementerian Perhubungan menyebutkan pemerintah menyediakan 60 bus sebagai moda transportasi masal selama penerapan ganjil genap di pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah Jakarta.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan 60 bus sebagai upaya pemerintah membiasakan masyarakat menggunakan transportasi umum.
"Image yang akan kami bangun dan atur supaya orang berpindah ke angkutan masal," kata Bambang di Kementerian Perhubungan, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, para pengembang hanya menjual permukiman dekat dengan tol tanpa menyediakan moda transportasi massal.
Target pemerintah, kata Bambang, akan ada 1.000 bus di Jabodetabek yang menjangkau semua permukiman bahkan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan membangun Transit Oriented Development (TOD) di empat lokasi.
Sementara itu Direktur Lalu Lintas dan Angkutan BPTJ Karlo Manik mengatakan ada sekitar 4.400 kendaraan yang masuk melalui pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur pada saat jam sibuk.
Karlo mengasumsikan dari 4.400 kendaraan terdapat 6.600 orang dengan satu mobil berisi satu sampai tiga orang. Dengan aturan ganjil genap ini, diharapkan mampu memangkas 2.200 kendaraan atau 2.300 orang.
"2.300 orang yang mau dipindahkan kalau kita bagi itu jadinya hanya 60 bus," kata Karlo.
Hingga saat ini 60 bus disiapkan oleh Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Seluruh bus itu akan tersedia di Mega City Bekasi Barat, Grand Dhika Bekasi Timur dengan tujuan Jakarta.
Masyarakat Bekasi dan sekitarnya hanya perlu uang Rp 20.000 sehari untuk bisa sampai ke Jakarta. Di mana, tarif bus yang disediakan tarifnya Rp 10.000 per orang, dan tarif parkir untuk kendaraan pribadi di mal flat Rp10.000.