Jakarta -
Bekerja di perusahaan rintisan atau startup mungkin menjadi impian anak mudah. Startup dinilai memiliki kelebihan tertentu bagi para pegawainya.
Akan tetapi rasanya ini tak berlaku untuk Muhammad Andre Irawan atau akrab disapa Andre. Usai lulus dari jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Gadjah Mada (UGM) dia sempat bekerja di salah satu startup pendidikan.
"Sudah enam bulan dan akhirnya saya memilih resign karena visi misinya tidak sesuai dengan visi misi pribadi saya," kata dia kepada detikcom seperti ditulis Kamis (10/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andre membantu sang ayah yang memang sudah memiliki usaha produksi keripik pisang sejak 2017. Usaha sang ayah sempat berhenti karena dia bekerja dan tak ada yang membantu di bagian pemasaran dan penjualan.
Sebenarnya usaha keripik pisang ini adalah usaha yang tidak di sengaja. Saat itu ayahnya mencoba membuat keripik pisang di Lampung tepatnya di daerah Raja Basa dan produk dikirimkan ke Yogyakarta.
Saat itu respons teman-teman Andre sangat baik hingga akhirnya banyak yang membeli sampai memesan lagi. Nah dari sinilah Andre lebih seirus menjalani usaha ayahnya dengan membuat sosial media dan sarana promosi lainnya.
Keripik pisang ini dinamakan Irawan Chips karena sesuai dengan nama belakangnya dengan modal awal Rp 3 jutaan dari kocek sang ayah. Dalam menjalankan usaha ini, sang ayah memang serius dengan mempersiapkan izin dari dinas kesehatan seperti PIRT agar bisa dipasarkan lebih luas seperti ke minimarket dan supermarket.
Keripik pisang dari Irawan Chips ini memiliki keunggulan lebih tipis dan renyah, lalu varian rasa cokelatnya tidak membuat enek ataupun nyangkut di langit-langit. Andre juga mengemas produk ini dengan menarik dan bungkus lebih aman jika dikirim ke daerah lain.
Dulunya produksi Irawan Chips per minggu mencapai 100 sisir pisang, namun kini menjadi 60 sisir per hari. Jadi dalam satu minggu bisa menghabiskan 420 sisir atau 2.000 pcs keripik.
"Untuk penjualan setiap harinya 50 pcs sampai 100 pcs. Alhamdulillah, setelah dibantu viral di TikTok itu benar-benar sangat membantu penjualan bapak jadi meningkat 5 kali lipat," ujar dia.
Lihat juga video '15 Startup Terbaik 'Bangkit 2021' Terima Modal hingga Rp 140 Juta!':
[Gambas:Video 20detik]
Berapa omzetnya? Cek halaman berikutnya.
Untuk omzet per bulan Andre mengatakan totalnya tak bisa dipastikan. Pernah penjualan hanya 200 pcs sebulan dan kini rata-rata 1.000 pcs per bulan.
Keripik buatannya dibanderol mulai dari Rp 15.000 untuk kemasan 100 gram, Rp 25.000 untuk 200 gram, lalu ada juga paket bundling.
Jika sedang live TikTok, Irawan Chips tak segan memberikan diskon yang lumayan besar untuk pembeli. Melalui TikTok dan beberapa marketplace, penjualan Irawan Chips sudah sampai ke Aceh dan Nusa Tenggara.
Dalam menjalankan usaha ini, Andre tak menampik sempat menemukan kendala, mulai dari pemasaran sampai sumber daya manusia (SDM) yang membantu produksi. Andre juga menceritakan jika dalam menjalankan usaha ini pernah mencoba untuk memasukkan keripik ke toko namun tanpa pengetahuan yang mumpuni, sehingga dia sering mendapat banyak penolakan. Namun dengan kesalahan-kesalahan itu dia mempelajari dan menemukan solusi untuk penjualannya.
Hingga kini, dia juga terus mempelajari strategi penjualan seperti di media sosial seperti TikTok. Dia sempat membuat video untuk memberi tahu bagaimana cara membuat keripik. Namun video menjadi ramai.
Dari sini Andre akhirnya memahami, untuk berjualan tidak bisa menggunakan metode hard selling, tetapi harus dikemas secara menarik agar orang-orang penasaran dengan cara membuat dan bagaimana rasanya.
Saat ini Irawan Chips sudah memiliki empat pegawai. Ada dua orang bagian produksi yaitu mengupas dan memasak pisang, lalu dua lagi menggoreng dan mencari pisang.
Sekarang produk unggulan Irawan Chips adalah keripik pisang rasa cokelat, susu dan balado. Ke depan dia berinovasi untuk mengembangkan produk.
Menurut dia, persaingan saat ini memang semakin ketat. Namun Irawan Chips berupaya untuk memprioritaskan pelayanan kepada pelanggan, misalnya pengiriman yang cepat, aman, dan komunikasi yang baik dengan calon dan para pembeli.
Perbedaan Jadi Pengusaha dan Pegawai
Ketika resign dan memutuskan menjalankan usaha bersama ayahnya, Andre merasakan perbedaan yang sangat besar. Di sini dia tidak tertekan dan sangat senang menjalani semuanya.
"Waktu pegawai saya benar-benar under pressure dan tidak begitu happy menjalaninya," ujar dia.
Hal ini karena saat itu Andre berada di bagian sales dan diberikan target penjualan yang sangat tinggi.
"Target penjualan yang sangat tinggi itu benar-benar bikin saya overwhelm. Senin sampai minggu benar-benar full. Ketika jadi pengusaha bisa atur sendiri prioritas waktunya seperti apa, dekat dengan keluarga, hati lebih happy dan akhirnya bisa menghasilkan lebih banyak," jelas dia.
Namun Andre meyakini jika semua orang punya pilihan masing-masing dan tidak semua orang mau jadi pengusaha dan tidak semua orang mau jadi pegawai.